http://kwarcabjakartapusat.blogspot.com |
Dua minggu yang lalu, saat pertemuan Pramuka sebelumnya, Mbak Lala memintaku untuk ikut mengajar Pramuka membantu Mas Dodi yang menjadi kakak pembina pada hari itu. Karena rentang umur yang beragam membuat Mas Dodi menjadi agak kesulitan untuk berfokus pada sebuah tema yang sebenarnya lebih ditujukan untuk anak-anak yang berusia lebih besar, sedangkan anak-anak yang usianya lebih kecil terlihat tidak mudah memfokuskan perhatiannya. Oleh karena itu, dengan adanya kakak pembina ekstra yang membantu mengajar anak-anak yang lebih kecil akan lebih membantu pembelajaran materi kepramukaan.
Mendapat tawaran tersebut, aku pun menyanggupinya. Walau aku sudah lamaaa sekali tidak mengikuti kegiatan kepramukaan, namun tak kupungkiri bahwa nilai-nilai kepramukaan dan segenap semangat serta ilmu yang kupelajari waktu SD dan SMA dahulu telah menyertai kehidupanku. Ilmu tali-temali, semangat kebersamaan, permainan-permainan yang kreatif dan inovatif, sungguh semua itu begitu berkesan di dalam ingatanku. Maka untuk mengajarkannya kembali kepada anak-anak semoga tak menjadi hal yang sulit karena tinggal mereview kembali semuanya.
Hari untuk mengajar Pramuka kepada anak-anak Klub Oase pun tiba. Satu stel seragam untukku dan Oji spesial diadakan untuk hari ini. Namun ada satu hal yang di luar dugaan, yaitu Mas Dodi tidak hadir dalam pertemuan kali ini karena tidak dapat dihubungi. Jadilah aku berada di posisi Mas Dodi yang harus berbagi ilmu kepada anak-anak Klub Oase yang memiliki rentang umur yang beragam.
Tema minggu ini adalah tentang P3K. Setelah mereview sekilas tentang kepramukaan dan ke-P3K-an di internet, kami pun berkumpul di halaman samping rumah untuk memulai kegiatan yang kuawali dengan berolahraga ringan untuk memasuki tema P3K atau kesehatan ini.
Tak hanya tema kesehatan, ilmu yang kubagi pada hari itu juga mencakup seputar sampah dan kategorinya yang bisa dipilah dan betapa hal tersebut juga penting di dalam menjaga kesehatan dan lingkungan. Dan kegiatan hari itu kuakhiri dengan permainan menebak gerak.
Sudah lama aku tidak mengajar anak-anak. Energi dan semangat serta kepolosan mereka merupakan kombinasi yang menarik, yang membuatku menyadari bahwa di hadapan anak-anak yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu seperti itu alangkah baiknya apabila kita tidak memposisikan diri sebagai pengajar, namun lebih sebagai teman berbagi ilmu pengetahuan. Karena di zaman teknologi maju seperti sekarang ini, bisa saja anak-anak tersebut memiliki ilmu dan pengetahuan yang lebih banyak dari yang kita miliki sebagai pengajar. Maka istilah 'belajar-mengajar' yang sesungguhnya itulah yang sedang kurasakan saat mengajar Pramuka hari ini.
Sungguh aku sangat menikmati berbagi pengetahuan bersama anak-anak. Teringat ucapan kepala biksu Kuil Dairin kepada Chinmi saat ia diminta untuk menjadi pengajar kungfu, "10 orang, 10 warna.", artinya setiap anak memiliki kisah dan potensinya masing-masing. Dan dari merekalah seorang pengajar juga dapat belajar mengenai banyak hal dari setiap muridnya.
Semoga ilmu yang kubagi pada hari ini dapat bermanfaat bagi mereka semua. Salam Pramuka! :)
Olympus sendiri terlihat langsung dapat menikmati suasana belajar Pramuka hari itu. Ia terlihat tidak malu untuk ikut berolahraga, mendengarkan materi sampai mengajukan pertanyaan. Kalau Yanthi, walau mungkin dia tidak mengerti apa yang sedang diajarkan, bagiku melihatnya duduk bersama kakak-kakaknya sambil memegang sebungkus biskuit sungguh membahagiakan :)
0 comments:
Post a Comment