BUKTIKAN SAJA



Pagi ini, secara resmi kami mendapat kabar kalau putra kami, Olympus Gatotkaca Putra Nandito atau Oji (15) dinyatakan layak sebagai bagian dari tim Kejurnas DKI Jakarta setelah melalui Kejuaraan Provinsi DKI Jakarta 2025 beberapa hari yang lalu. 


Berdasarkan pengalaman mengikuti Kejurprov di tahun 2022 dan 2023, membuat kami bisa memprediksi bahwa Oji akan lolos menjadi bagian dari tim Kejurnas DKI. Dan sungguh kami bersyukur karena Oji tetap dapat menembus limit A DKI Jakarta di tahun pertamanya masuk di Kelompok Umur 1 (16-18 tahun). Artinya, untuk mendapatkan podium atau juara di dalam nomor yang diambil masih sangat padat tantangannya karena masih ada abang-abang seniornya yang telah bertumbuh terlebih dahulu di dalam kelompok umur tersebut. Secara proses, selama Oji tekun berlatih, niscaya akan tiba waktunya Oji akan mencapai waktu sebagaimana abang-abang seniornya, bahkan bisa lebih. 


Hal menarik yang terjadi di tahun 2025 ini adalah perubahan kebijakan dukungan dari Akuatik DKI Jakarta terhadap atlet-atlet DKI yang lolos limit A. Saat mengikuti Kejurprov tahun 2022 dan 2023, Oji yang lolos limit A otomatis mendapat dukungan penuh dari PRSI DKI Jakarta sehingga dibebaskan dari biaya kontribusi sebesar Rp 1,5 juta per atlet untuk kebutuhan biaya lomba, jaket tim, kaos tim dan makanan ekstra, apa pun posisi urutan yang didapat oleh Oji. 


Di tahun 2022, Oji mendapat urutan ke-3 di nomor 50 meter gaya bebas. Karena lolos limit A, Oji mendapat dukungan penuh dari PRSI DKI Jakarta. Begitu pula di tahun 2023, Oji juga lolos limit A di nomor 50 meter gaya punggung, padahal saat itu Oji baru pulih dari gangguan pencernaan sehingga terpaksa tidak hadir di hari kedua Kejurprov. Dan pada tahun itu, Oji juga mendapat dukungan penuh dari PRSI DKI Jakarta.  


Sebagai tambahan catatan, ada istilah limit B dan limit A dalam pertandingan renang yang berada dalam naungan Akuatik, baik nasional maupun provinsi. Limit B adalah batas pencapaian waktu yang ditetapkan sebagai standar yang harus dicapai oleh atlet dalam sebuah nomor pertandingan yang dipilih. Apabila tidak mencapai limit B dalam ajang Kejurprov yang lalu, maka atlet akan dikenakan denda.


Sedangkan limit A adalah sebuah pencapaian waktu yang lebih tinggi, dimana membutuhkan kemampuan lebih untuk dapat melampauinya. Semakin tinggi kelompok umur, semakin tinggi pula standar pencapaian waktu baik dari limit B apalagi limit A.  


Dan di tahun pertama Oji masuk Kelompok Umur 1 (16-18 tahun), pencapaian Oji untuk nomor 50 meter gaya bebas dan 50 meter gaya punggung sudah masuk limit A. Secara kebijakan sebelumnya, Oji akan mendapat dukungan penuh dari Akuatik DKI Jakarta. 


Ternyata hal itu tidak terjadi di tahun 2025 ini. 


Entah apa yang mendasari perubahan kebijakan tersebut sehingga pengurus Akuatik DKI Jakarta memutuskan untuk tidak lagi menjadikan lolos limit A saja sebagai syarat untuk mendapatkan dukungan penuh dari Akuatik DKI Jakarta. Padahal untuk seorang atlet bisa mencapai limit A bukanlah sebuah hal yang mudah. Terlihat dari sedikitnya jumlah atlet yang lolos limit A dan itu dapat dilihat dari buku acara. 


Dalam menentukan tim Kejurnas DKI Jakarta di tahun 2025 ini, ada dua kebijakan berbeda yang diambil oleh pengurus Akuatik DKI Jakarta. Pertama, tidak hanya limit A yang menjadi syarat, melainkan ada syarat juara juga yang disertakan. Jadi harus limit A dan juara 1 saat Kejurprov, baru mendapatkan dukungan penuh dari Akuatik DKI Jakarta. 



Kedua, ajang Kejurprov ternyata tidak dijadikan satu-satunya ajang seleksi untuk tim Kejurnas 2025. Sepertinya kebijakan ini diambil karena ada atlet-atlet potensial lainnya yang sedang melakukan time trial di luar negeri saat Kejurprov berlangsung, sehingga angka pencapaian mereka tetap dimasukkan sebagai bagian dari seleksi tim Kejurnas DKI Jakarta. 



Dengan perubahan kebijakan ini, walau Oji sudah lolos limit A, Oji tidak termasuk atlet yang mendapat dukungan penuh dari Akuatik DKI Jakarta. 



Bahkan untuk mendapat dukungan 50% dari Akuatik DKI Jakarta saja, yaitu lolos limit A dan juara 2 saja Oji tidak memperolehnya, padahal namanya jelas mendapatkan urutan 2 di nomor 50 meter gaya bebas. 



Di dalam surat undangan Kejurnas 2025, tidak tercantum urutan atlet DKI Jakarta berdasarkan hasil pemantauan tim komite teknik Akuatik DKI Jakarta yang menjadi acuan atau dasar mengapa Oji tidak masuk di urutan 2 sebagaimana yang didapatkan dalam buku hasil Kejurprov DKI Jakarta 2025.   




Bagi sebagian keluarga, angka Rp 1,6 juta mungkin bukanlah angka yang besar dan mudah dikeluarkan. Pada saat tulisan ini dibuat, kami bersyukur memiliki angka tersebut di dalam rekening. Ada sebuah jalan yang membuat rezeki kami bertambah di bulan ini walau angkanya tidak sebesar itu, namun membuat kami siap untuk mengalokasikannya agar Oji dapat menjadi tim Kejurnas DKI Jakarta di tahun 2025 ini. 


Untuk kebutuhan lain di bulan ini yang sebagian dananya terpakai untuk kebutuhan Oji mengikuti Kejurnas, akan kami upayakan dari sumber-sumber yang lain. Sebagaimana selama ini Tuhan berkenan untuk menjaga keluarga kami dengan rezeki yang pas dan tepat waktu, kami meyakini bahwa akan ada pintu rezeki lain yang terbuka sehingga kami dapat memberikan pendampingan terbaik bagi anak-anak kami sesuai dengan cerita hidup dan kebijaksanaan yang ingin Tuhan ajarkan kepada kami sekeluarga, terkhusus kepada anak-anak kami. 


Tulisan ini dibuat untuk menjadi catatan pribadi bahwa begitulah perubahan kebijakan memang dapat terjadi bukan hanya di level nasional, namun juga di level provinsi sebagaimana yang kami alami. Sebuah kabar yang sesungguhnya tidak mengejutkan, hanya saja membuat kami sekeluarga kembali menyadari bahwa ternyata dukungan penuh dari pihak Akuatik DKI Jakarta terhadap atlet berpotensi sebagaimana Oji karena berhasil lolos limit A di momen Kejurprov DKI Jakarta 2025 yang lalu kini tidak lagi terjadi. 


Ditambah lagi ada sebuah informasi yang kami dapatkan, yang belum dapat diceritakan karena belum ada data-data informasi yang bisa disimpan sebagai jejak sejarah perjalanan Oji di dunia renang. Ternyata, cerita-cerita politis di dunia olahraga Indonesia, khususnya di dunia renang ternyata sudah mulai menghampiri Oji di tahun kesepuluhnya berada di area ini. 


Apa itu cerita politis? Bila ada seorang atlet yang dianggap layak untuk mencapai sebuah posisi dalam tim Pelatda atau Pelatnas, namun digantikan oleh atlet lain yang sesungguhnya belum memiliki prestasi atau pencapaian waktu seunggul atlet yang seharusnya, itulah contoh cerita politis di dunia renang yang beberapa kali kami dengar ceritanya, namun kami tidak menyangka sudah tiba secepat ini dan dialami oleh Oji. 


Satu hal yang kami syukuri bahwa olahraga yang ditekuni Oji adalah renang cepat dimana pencapaian waktu menjadi standar yang bisa menjadi tidak terbantahkan bila dapat menunjukkan keunggulan yang signifikan. Ditambah lagi perkembangan teknologi akan membuat unsur-unsur sportivitas lebih tidak bisa diakali. Walau tetap saja, kalau niatnya sudah tidak baik, teknologi pun bisa diakali demi memenangkan pihak atau orang yang diharapkan. 


Menyikapi peristiwa ini, baik kami maupun pelatihnya memiliki pesan yang sama kepada Oji: buktikan saja. Ya, buktikan saja bahwa Oji adalah atlet yang berproses dengan cara yang benar, dengan niat yang baik, tetap dalam jalur sportivitas, lalu mencapai prestasi yang tidak terbantahkan. Karena euforia kemenangan itu hanya sementara, namun kisah proses dalam mencapainya itulah yang bisa diceritakan dan dikenang sepanjang masa. 


Dalam sebuah kesempatan, saya menyampaikan kepada Oji agar memanfaatkan dan menikmati momennya di dalam setiap pertandingan untuk mencapai prestasi terbaik. Karena dengan terus mengejar prestasi terbaik dan tertinggi di dunia renang, di mana pun nanti Oji akan menyelesaikan perjalanannya, tetap saja Oji sudah berada di level yang niscaya tidak mudah dicapai oleh orang kebanyakan sebagaimana tingkat yang sudah dicapai Oji saat ini (mendapatkan medali emas di SEA AGE 2022, ikut PON 2024 walau melalui jalur eksebisi provinsi IKN).


Tentu itu semua di luar manfaat kesehatan fisik maupun mental yang telah dibangun dan didapatkan selama ini. Apa pun profesi Oji nantinya, niscaya akan lebih menunjang kalau Oji memiliki tubuh yang sehat dan postur yang prima karena olahraga renang yang dilakukannya secara rutin selama 10 tahun terakhir ini.  


Terima kasih kepada kak Rizal dan kak Guntur yang sudah membantu mengkonfirmasi posisi Oji sebagai tim Kejurnas DKI Jakarta 2025 ini. Walau tetap berujung ketetapan bahwa Oji harus membayar semua secara mandiri, tidak mendapat dukungan apa pun dari Akuatik DKI Jakarta atas limit A yang sudah dicapainya, setidaknya kami menyaksikan bahwa apa yang menjadi hal yang pantas bagi Oji sudah diperjuangkan oleh para pelatihnya. Sekali lagi terima kasih ya kak.  


Mengenai cerita politis yang satunya, mari menunggu perkembangan selanjutnya. Dan apa pun yang akan Oji capai nanti di Kejurnas 2025 yang akan berlangsung di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno tanggal 29 Mei - 1 Juni 2025 nanti, niscaya itulah hasil terbaik yang dapat Oji capai. 


Ada cerita apa lagi yang akan menyertai pencapaian itu, mari kita lihat bersama. Dalam dunia renang, ke mana pun Oji mengarah, selama kami dimampukan Tuhan untuk terus membersamai, niscaya kami akan selalu ada dan mendukung Oji. 


Buktikan! 


Cipinang Muara - Rawamangun, 9 Mei 2025 





CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top