http://www.mycutegraphics.com/

Untuk kegiatan membaca, sesungguhnya Olympus cukup sering menghabiskan waktu bersama Ayah dan Mamanya dalam membaca dari berbagai sumber. Bisa melalui buku-buku belajar membaca yang dapat diperoleh di pasar, atau melalui tulisan teks di televisi.

Untuk membaca dua suku kata seperti 'ba, bi, bu', Olympus, yang saat ini berusia 4 tahun 8 bulan, dapat dikatakan sudah cukup lancar. Dan yang menarik pagi ini adalah kini dia sudah semakin memahami untuk menyertakan huruf konsonan di belakang huruf vokal seperti pada kata-kata 'jam', 'lem', 'jas', dan sebagainya.

Biasanya, jadwal kebersamaan kami selama 30 menit untuk aneka pelajaran terasa begitu cepat selesai. Tapi untuk jadwal membaca pagi ini, ternyata 30 menit terasa lama untuk Oji. Begitu terlihat bagaimana Oji mulai menurun konsentrasinya sehingga mengeja dua huruf yang mudah saja menjadi sulit baginya begitu beberapa halaman bacaan sudah kami lewati bersama. Akhirnya untuk pertemuan kali ini, aku menyudahi pelajaran lebih cepat. Tak baik, bukan, memaksa anak belajar saat dia sudah tidak antusias? :)  

http://mrs-albert.www.mcs.k12.ny.us

Sudah lama aku tidak mengajari Olympus menulis. Dari pertemuan dalam jadwal kebersamaan kali ini, aku melihat Olympus yang saat ini berusia 4 tahun 8 bulan, sudah terlihat nyaman memegang pensil dan menuliskannya. 

www.sapulpaps.org

www.clipart.com

Hari ini adalah pertama kalinya aku dan Olympus duduk bersama bertatap muka untuk belajar prakarya. Yang kulakukan hari ini bersamanya adalah mengajarkannya cara menggunting dengan baik sesuai garis. Aku membuat bentuk bintang, segitiga dan bujur sangkar, lalu Oji mencoba mengguntingnya sesuai garis.

Setelah selesai, bentuk-bentuk tersebut ditempel di sebuah kertas membentuk rumah dan dua bintang di atasnya. Semua warna adalah pilihan Olympus. Demikian hasilnya. Lumayan kan? :)

Untuk gambar pohonnya masih buatan ayahnya. Semoga kelak nanti, Olympus yang membuat pohonnya sendiri ya :)

Untuk guntingnya, sebetulnya Oji memiliki gunting khusus anak-anak yang tidak berbahaya bila digunakan oleh balita. Hanya dapat memotong kertas, namun tidak akan melukai tangan. Namun gunting tersebut agak kurang akurat, tidak bisa langsung memotong kecuali posisi kertasnya benar-benar lurus.

Oleh karena itu, aku mengajari Olympus dengan gunting sungguhan yang tajam, namun benar-benar di bawah pengawasanku, agar Oji bisa lebih fokus kepada garis-garis yang akan dipotongnya. Hasilnya... lumayan. Dan aku melihat bahwa Oji memiliki kefokusan tersendiri untuk urusan gunting-menggunting, walau tidak terlalu bertahan lama :)

http://www.clker.com

Hari pertama mengajarkan musik kepada Olympus menjadi hari pertamaku memulai jadwal kebersamaan atau jadwal belajar bersama Olympus. Pada hari pertama ini, aku mencoba mengenalkan kepada Olympus urutan solmisasi kepadanya.

Sebagaimana saat pertama kali dikenalkan pada huruf dan angka, Olympus terlihat tidak terlalu antusias menyebutkan urutan do-re-mi-fa-sol-la-si-do maupun sebaliknya. Tapi aku yakin pada saatnya nanti dia akan antusias dan bisa-bisa sendiri sebagaimana saat ini dia sudah akrab dengan angka dan huruf.

Dengan menggunakan aplikasi GarageBand di Ipod, aku memainkan piano untuk mengenalkannya pada kegunaan nada-nada tersebut. Saat aku memainkan nada lagu-lagu anak-anak yang dia kenal untuk ditebaknya seperti Balonku, Cicak-cicak di Dinding, Twinkle-twinkle Little Star, dan lain sebagainya, terlihat Oji lebih semangat. Dari sana pula aku melihat bahwa Oji masih malu-malu untuk berdiri dan menyanyikan lagu-lagu yang sebetulnya dia cukup hafal.

Dan pada kesempatan itu pula, aku memperkenalkan Olympus dengan beberapa cara memainkan alat musik seperti ditekan (piano), dipukul (drum), dipetik (gitar) dan digesek (biola). Semua melalui instrumen-instrumen yang terdapat di dalam Ipod.

Perangkat sekarang memang sangat membantu sebagai sarana mengajar :)

Anakku Olympus kini sudah berusia 4 tahun 8 bulan. Dalam usianya yang menjelang 5 tahun ini, kuamati ia sedang tumbuh menjadi anak yang periang dan senang belajar, walau kuamati ada keusilan dan ketidakjenakannya melalui kegiatannya sehari-hari. Aku pun melihat seiring berjalannya waktu betapa Oji mulai pandai berhitung dan membaca, dan rasa ingin tahunya atas banyak hal sangat sering diutarakannya seiring dengan bertambahnya kosakata yang dipelajarinya melalui pergaulannya sehari-hari dengan teman sebaya atau kakak-kakaknya, karena kami tinggal dengan beberapa keluarga yang sebagian besar anak-anaknya sudah beranjak remaja (usia 10-13 tahun).

Lalu aku pun melihat betapa dengan kesibukanku sehari-hari sepertinya telah membuatku merasa akhir-akhir ini menjadi agak jarang menemani Oji belajar. Karena bila sudah di dalam kesibukan, bisa dari pagi sampai malam.

Di tengah kesibukan, saat melihat beberapa info di Facebook, salah seorang kerabatku memposting sebuah foto dari akun Yudi Arianto:



Aku tidak terlalu pandai berbahasa Inggris, namun dari kutipan di atas aku menyadari bahwa seorang anak akan lebih cepat belajar bila bersama orang dewasa yang disukainya. Dan itu lebih efektif daripada belajar dalam waktu lebih lama di bangku sekolah.

Dari sanalah aku tergerak untuk mulai membuat komitmen dengan Olympus, yaitu dengan membuat sebuah jadwal tatap muka atau waktu bersama untuk mempelajari apa saja yang berbeda setiap harinya, walau hanya 30 menit. Aku mencoba memasukkan jadwal matematika (berhitung), dongeng, membaca, menulis, menggambar, prakarya, musik, logico, bahasa Inggris dan mungkin akan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi ke depan.



Dan saat membuat tulisan ini, aku menyadari betapa waktu akan berjalan dengan cepatnya. Tak terasa saat ini Oji sudah akan 5 tahun, padahal masih lekat di dalam ingatan saat pertama kali menggendongnya setelah ia dilahirkan ke dunia. Olympus kecilku kini sudah setinggi perutku, sudah lebih panjang dari guling tempat tidurku. Dan dia akan terus tumbuh besar.

Maka sesungguhnya jadwal belajar atau kebersamaan ini adalah untukku sendiri. Aku merasa ingin lebih menghabiskan waktu yang bermanfaat bersama Oji sambil memperhatikan proses tumbuh-kembangnya secara lebih intensif di tengah-tengah berbagai kesibukanku. Karena untuk urusan belajar, aku percaya bahwa kelak Oji akan mendapat banyak ilmu dari mana pun, dari siapa pun, melalui apa pun dan kapan pun seiring bertambah usianya. Namun masa-masa kecil dimana ia begitu antusias untuk belajar bersamaku ... sepertinya itulah yang ingin kunikmati sedapat-dapatnya ... semumpung hayat masih dikandung badan, semumpung masih ada waktu dan kesempatan... ^^

http://www.gograph.com/

Mengutak-ngatik blog itu memang seru, walau kadang membuat agak pusing bila sudah berhadapan dengan aneka kode dengan nama-namanya yang ajaib itu ... xp ... Tapi bila sudah berhasil, benar-benar lega dan bahagia rasanya ... :D

Sebagaimana yang kualami saat memasang slideshow untuk blog ini. Biasanya aku menggunakan slideshow dari Nivo. Tapi entah kenapa, tidak keluar kode yang diharapkan saat akan dimasukkan ke widget Blogger-ku.

Bersyukur karena aku punya sahabat-sahabat senasib-sepenanggungan :p ... yang berbagi juga persoalan yang sama denganku di grup Digital Mommie di FB. Jadilah aku berpindah menggunakan slideshow dari Photosnack.

Setelah mengupload foto dan mendapat kodenya, dan dimasukkan ke dalam widget HTML/Javascript sebagaimana biasa, slideshow pun tertampilkan dengan manis (walau ada iklannya dulu beberapa detik... :D) Namun persoalan berikutnya adalah bagaimana membuatnya hanya berada di halaman depan, tidak di halaman-halaman lain.

Tidak menemukan jawaban di grup DM, aku mencoba mencari lewat Mbah Google. Browsing-browsing, ada beberapa situs berbahasa Inggris yang membahas tentang hal tersebut. Wew... tidak mudah menerapkannya. Jadi bersyukur deh aku bisa belajar bikin blog bersama Mbak Lala di Digital Mommie... karena betul-betul jadi gampang banget... :D  (promosi nih Mbak Lala ... :p )

Melalui proses pencarian itu, aku jadi mengetahui beberapa hal seperti mengenali ID sebuah gadget atau disebut sebagai Gadget-ID. Yaitu dengan cara masuk ke salah satu gadget yang kita inginkan dengan mengeditnya. Setelah terbuka jendela gadget tersebut, terlihat ada kode link di bagian atas tapi terpotong seperti di bawah ini:



Agar dapat melihat Gadget-ID-nya, silakan lebarkan jendelanya ke kanan sampai kodenya terlihat seperti di bawah ini:



Dengan berbekal kode HTML3 (karena posisi widgetnya ada di atas post-body), baru kita masuk lagi ke Template > Edit HTML. Di sana, kita cari kode HTML3 dengan menggunakan Ctrl/Cmmd-F di dalam kotak kodenya.

Setelah dapat, nah... saya mentok lagi nih. Karena di dalam situs yang saya baca, saya harus meng-uncheck yang namanya 'Expand Widget Templates'. Cari-cari di mana-mana nggak ketemu. Kayaknya Mbak Lala juga nggak pernah ngajarin :D ...

Akhirnya, kembali ke Mbah Google. Dan ternyata tidak lama cari keywordnya, sudah keluar apa yang mau saya tanyakan. Tandanya bukan saya sendiri yang kebingungan ... :p

Dan jawabannya adalah... ternyata di dalam versi Blogger yang terbaru ini, ada ikon segitiga hitam kecil yang ada di sebelah kiri kode dekat angka-angka yang bisa di-klik. Begitu di-klik, baru deh bisa dimasukkan kode agar slideshow-nya hanya ada di Homepage saja.


Setelah ikon segitiga itu di-klik, hasilnya kurang lebih seperti kode di bawah ini:

<b:widget id='HTML3' locked='false' title='Recent Posts' type='HTML'>
<b:includable id='main'>
<!-- only display title if it's non-empty -->
<b:if cond='data:title != &quot;&quot;'>
<h2 class='title'><data:title/></h2>
</b:if>
<div class='widget-content'>
<data:content/>
</div>

<b:include name='quickedit'/>
</b:includable>


Lalu, kita tinggal memasukkan dua kode di bawah ini:

<b:if cond='data:blog.url == data:blog.homepageUrl'>

</b:if>


Posisinya, mengikuti situs yang saya lihat, yaitu untuk kode yang pertama tepat di bawah kode <b:includable id='main'>, sedangkan kode yang kedua tepat di atas </b:includable>. Jadinya kurang lebih seperti di bawah ini:

<b:widget id='HTML3' locked='false' title='Recent Posts' type='HTML'>
<b:includable id='main'>
<b:if cond='data:blog.url == data:blog.homepageUrl'>
<!-- only display title if it's non-empty -->
<b:if cond='data:title != &quot;&quot;'>
<h2 class='title'><data:title/></h2>
</b:if>
<div class='widget-content'>
<data:content/>
</div>

<b:include name='quickedit'/>
</b:if>
</b:includable>


Klik 'Save Template' lalu silakan cek hasilnya. Kalau belum berhasil, coba diulangi lagi prosesnya. Saya saja percobaan kedua baru berhasil :D ...

Begitulah, akhirnya slideshow Olympus dan Yanthi tetap berada di Homepage sebagaimana yang saya harapkan. Seru banget deh ngutak-ngatik blog, walau sempat pusing, tapi setelah berhasil langsung hilang pusingnya ... :D

Jadi, terima kasih kepada Mbak Lala dari Digital Mommie yang sudah memperkenalkan dan mengajarkan saya cara membuat blog dan sekarang mulai mencoba berbagi pengalaman dari kesulitan yang dialami. Terima kasih juga kepada Mbak Devi atas info slideshow dari Photosnack-nya, dan terima kasih kepada pemilik blog http://www.spiceupyourblog.com/2010/02/blogger-gadgets-home-page-only-post.html atas info membuat slideshow saya tetap di Homepage. Jadi kalau penjelasan di atas kurang jelas, silakan mampir ke blognya :D

Terima kasih juga kepada pemilik blog http://netoopsblog.blogspot.com/2013/06/expand-widget-template-option-in-newblogger-html-template-edior.html sehingga saya tahu dimana posisi 'Expand Widget Templates'.

Begitulah cara membuat slideshow tetap di halaman utama. Silakan mencoba. Semoga bermanfaat dan berhasil :)

http://www.ourkidsmom.com

Selalu ada yang pertama untuk semua hal. Dan aku meyakini bahwa apa yang kudengar dari Olympus adalah sesuatu yang akan biasa dilakukannya selama hidupnya, namun saat ini menjadi berkesan karena baru pertama dilakukannya.

Tata hidang, atau dalam bahasa Jawa disebut toto dahar, menjadi sebuah hal yang biasa dilakukan di rumah kami. Demikian waktu makan tiga kali sehari (sarapan, makan siang dan makan malam) menjadi momen bagi kami untuk berkumpul, berdoa dan membicarakan berbagai hal.

Susunan tata hidang di rumah kami seperti pada umumnya saja. Selembar alas makan, lalu piring porselen bundar di tengah, sendok di kanan dan garpu di kiri, lalu gelas di sudut alas makan sebelah kanan atas, menjadi susunan yang biasa diaplikasikan di rumah kami.

Dan melihat perlengkapan tata meja disiapkan dan dirapikan setiap harinya, membuat Olympus sedikit demi sedikit mulai membantu sesuai dengan kemampuan tangan dan tenaganya. Tentu yang sederhana adalah seperti menyimpan alas makan di lacinya atau mengembalikan sendok-garpu bersih yang tak terpakai di tempatnya.

Pada suatu pagi belum lama ini, aku mendengar kabar kalau Olympus sudah bangun lebih pagi, mandi, berpakaian rapi dan dia turun ke tempat meja makan dan membantu Mamanya menyiapkan tata hidang dengan meletakkan alas makan dan sendok-garpu pada tempatnya.

Kebetulan kami tinggal serumah dengan beberapa keluarga lain. Maka mempersiapkan sekitar 20 tata hidang, sungguh bantuan sekecil apa pun niscaya akan sangat mempercepat proses persiapan sebelum bersantap bersama.

Duhai, Olympus, tak terasa kamu semakin besar saja ... :)

http://www.blubberbuster.com

Masih terkait dengan mainan masak-masakan. Ternyata bukan cuma Yanthi yang tertarik dengan permainan masak-memasak. Olympus sedikit banyak juga menaruh perhatian dengan mainan masak-masakan tersebut.

Sempat terngiang di pikiranku mengenai ungkapan yang rasanya pernah kudengar saat aku kecil dahulu: "Masa' anak laki main masak-masakan?" Kenapa tidak? Bagiku, saat ini adalah masa dimana memasak bukan lagi hanya domain anak perempuan. Terbukti banyak dari masterchef atau koki-koki restoran terkenal itu adalah kaum laki-laki. Jadi rasanya tidak perlu merasa malu atau enggan untuk memperkenalkan peralatan memasak kepada anak laki-laki sedini mungkin.

Karena bagiku, memasak merupakan salah satu kegiatan yang niscaya akan dilakukan oleh setiap manusia selama ia membutuhkan makan. Semakin cakap seseorang dalam memasak, niscaya ia dapat memenuhi kebutuhan makannya sesuai selera yang diinginkannya.

Aku sendiri sesungguhnya memiliki minat yang cukup besar dalam hal masak-memasak. Karena bagiku, dapat melakukan sesuatu yang membuat orang lain berbahagia adalah sebuah kebahagiaan. Dapat memasak enak dan membuat nyaman orang lain yang menikmatinya adalah kebahagiaan. Hanya saja sampai hari ini aku belum memiliki kesempatan tersebut. Semua masih berada di dalam angan sambil sesekali memperhatikan menu-menu yang disajikan melalui saluran Asian Food Channel dari TV kabel ... :P

Maka kembali lagi kepada permainan masak-memasak yang diminati Oji. Selain untuk memperbanyak jenis permainan untuknya, bagiku hal tersebut dapat menjadi salah satu cara untuk mengajarkan kepada Oji mengenai kerendahan hati dan melayani orang lain dengan sepenuh hati. Dan sungguh sangat menyenangkan dapat ikutan bermain dengan menikmati hasil masakan pura-pura dari Oji dan Yanthi ... :P

Setiap anak di dalam jenjang usianya, ternyata memiliki minat yang berbeda-beda ya. Setidaknya itu yang kuamati terjadi pada kedua anakku, Olympus dan Yanthi. Beberapa minat Olympus sedari kecil yang kuingat seperti ada masanya ia senang menonton Pocoyo, lalu bermain game genre balapan di Ipod, dan di usianya yang keempat tahun kini Olympus mulai menunjukkan ketertarikan kepada permainan lego.

Kalau Yanthi, yang saat ini berusia 2 tahun 1 bulan, sedang menunjukkan ketertarikan untuk bermain dengan alat-alat masak. Dia mulai mencoba berkhayal dengan membuat cake pura-pura dari lego, lalu pura-pura memakannya. Dan melihat minatnya terhadap permainan masak-memasak, bersyukur hari ini Ayahnya mendapatkan kesempatan untuk ke pasar membeli beberapa peralatan masak dari plastik untuk Yanthi.

Dan benar saja, Yanthi terlihat begitu berminat dan antusias dengan teko, kompor, wajan dan aneka perabotan baru dari plastik lainnya. Entah sampai berapa lama ia akan asyik dengan mainan barunya tersebut. Jadi, mulai hari ini dan beberapa hari ke depan akan kunikmati melihat Yanthi yang semoga akan asyik dengan alat masaknya ... :)

Ada pepatah mengatakan bahwa buah jatuh tidak jatuh dari pohonnya. Pepatah itu memang belum sepenuhnya tepat untuk Yanthi yang masih 2 tahun ini. Tapi begitulah, seorang anak niscaya meniru apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.

Kegiatan Mama Nur sehari-hari salah satunya adalah merangkai bunga dengan menggunakan bunga kering yang dipres lalu ditempelkan di permukaan kertas, batu dan sebagainya. Biasanya Yanthi tidak pernah mengusili alat-alat kerja mamanya. Namun pada suatu hari, terlihat bagaimana ia begitu tertarik dengan peralatan mamanya.

Daripada membuat berantakan, sekalian saja Mamanya memberikan beberapa bunga kering yang bisa dipakai, kuas, kertas  dan lemnya. Dan terlihat Yanthi bisa tekun untuk beberapa waktu mengolesi lem pada bunga dan menempelkannya. Hasil? Tentu belepotan. Tapi lumayanlah untuk karya anak belum 2 tahun :). Dan Yanthi terlihat sudah memiliki cara memegang kuas yang cukup baik.

Jadi, mau merangkai bunga juga, Yanthi? ;)

 

Saat ini, usia Olympus sudah memasuki bulan ke-8 di tahun keempatnya. Salah satu perkembangan yang terlihat adalah kepandaiannya dapat menghitung dari 1 sampai dengan 100 secara urut. Dengan demikian, materi pelajaran IXL-nya pun sudah dapat ditingkatkan kepada hitungan persepuluhan sampai 100.

Masih jelas di dalam ingatan betapa Oji sempat mengalami masa-masa dimana tidak mudah baginya untuk berhitung urut 1-10. Kadang-kadang kami, ayah dan mamanya, dibuat gemas karenanya. Kini, memang tidak secara tiba-tiba namun tidak terasa, Oji sudah lancar menghitung 1 sampai dengan 100.

Dari sana aku melihat bahwa sesungguhnya sebagai orangtua tidaklah perlu kita memaksakan seorang anak untuk menguasai membaca, menulis dan berhitung bila minatnya belum cukup untuk mempelajari hal-hal tersebut. Karena bila sudah tiba waktunya ia mampu, tiba-tiba kepandaian tersebut seakan seperti melesat begitu saja sebagaimana yang kuamati pada Olympus saat ini... :)

http://parentsneed.com

Masih tentang Yanthi yang kini berusia 2 tahun 1 bulan. Sungguh aku bersyukur atas hadirnya teknologi internet dan laptop yang ada di kamarku selama ini sehingga sangat membantu kami, ayah dan mamanya, dalam mengajarkan banyak hal kepada Olympus dan Yanthi. Sebagaimana Yanthi bisa menghabiskan waktu sampai 1 jam di depan laptop menontoni lagu-lagu Nursery Rhymes di Youtube tentang alphabet, angka, bentuk benda dan warna, tak terasa kini dia sudah bisa menyanyikan alphabet urut dari A-Z, walau belum lancar-lancar amat. Tapi justru di situ lucunya. Berikut videonya. Tambah lagi deh kenang-kenangan untuk Yanthi dan orangtuanya :)

Lalu aku mencoba mengingat tahapan Oji saat dia mulai mengeja alphabet. Saat ini Oji dapat dikatakan sudah bisa mengeja dua huruf dengan lancar, namun aku tidak dapat mengingat kapan dia mulai belajar menyanyikan alphabet dan apakah aku sempat mendokumentasikannya atau tidak. Mungkin nanti kalau sedang melihat-lihat file-file rekaman Olympus waktu kecil, siapa tahu aku sempat merekamnya… :)