KURIKULUM (3) - (MASIH) VISI PENDIDIKAN KELUARGA

Melanjutkan catatan seputar kurikulum yang dipakai dalam keseharian homeschooling keluarga Nandito. 

Dan sebagaimana catatan sebelumnya, kalau berbicara kurikulum berarti perlu menentukan visi pendidikan keluarganya terlebih dahulu. 

Bila ditentukan menjadi dua kata, maka visi pendidikan keluarga Nandito adalah menjadi PEMBELAJAR MANDIRI. Karena apa? Karena sangat dimungkinkan akan bermunculan profesi baru di masa anak-anak kita akan berkarya kelak, yang pada saat yang sama akan ada profesi-profesi lama yang ditinggalkan karena sudah tidak relevan lagi. 

Dan bila dipadatkan lagi menjadi satu kata, maka visi pendidikan keluarga Nandito adalah menjadi BERMANFAAT. Artinya, apa pun jalan profesi yang akan dipilih di masa depan nanti oleh anak-anak kami, pastikan apa yang dilakukan akan membawa manfaat bagi sekitar mereka, bagi manusia, bagi lingkungan dan bagi alam semesta.

Kalau mengutip apa yang disampaikan oleh Pak Tung Desem Waringin dalam sharingnya via radio, "Buat orang lain win dulu, baru kita akan win." 

Dengan visi pendidikan di atas, barulah kita bisa menurunkannya dengan cara apa akan mencapainya, yang dalam dunia pendidikan disebut sebagai kurikulum. 

Secara umum, tidak ada kurikulum khusus yang kami ikuti. Panduan besarnya mengacu kepada modul-modul yang disampaikan dalam program Coaching Homeschooling yang diadakan oleh Rumah Inspirasi. Yang mana bila dipelajari, yang disajikan adalah aneka contoh kurikulum yang dilakukan oleh keluarga-keluarga praktisi homeschooling di luar sana. 

Lalu untuk keluarga kita bagaimana? Ya silakan tentukan sendiri, karena homeschooling adalah pendidikan berbasis keluarga, bukan lembaga. Karena homeschooling adalah custom-based education, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing keluarga. 

Analogi sederhananya, pendidikan bersama lembaga seperti sekolah itu seperti membeli pakaian jadi yang mana ukuran, warna, bahan dan desain pakaiannya ya mengikuti pilihan yang ada. Sedangkan dalam homeschooling ibarat kita datang ke butik dan penjahit akan menanyakan mau pakai bahan apa, warna apa, ukuran tubuhnya berapa, pakai aksesoris apa, desainnya seperti apa dan berbagai pertanyaan spesifik lainnya. 

Dari sini saja sudah terlihat jelas perbedaannya, bukan? Sekali lagi, sekolah maupun tidak sekolah adalah sama-sama cara untuk mencapai tujuan atau visi pendidikan keluarga. Beli pakaian jadi dan ke butik sama-sama untuk menutupi tubuh agar tidak kedinginan dan merasa nyaman baik bagi diri sendiri maupun lingkungan. 

Jadi, bagaimana kurikulum yang dilakukan oleh keluarga Nandito sampai hari ini menjelang 12 tahun perjalanan melakukan homeschooling? Bersambung ke catatan berikutnya ya 😊😉

Cipinang Muara, 5 Mei 2021

#catatanharianAndito
#kurikulum
#homeschooling
#visipendidikankeluarga

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top