Bakti Nusantara 2017 di Desa Sekon, Sebuah Perjalanan Penuh Inspirasi


Masih lekat dalam ingatan saat hati ini tergerak untuk turut dalam kegiatan Ikastara Mengabdi selanjutnya. Momen itu terjadi di acara RKB (Ruang Komunikasi Bersama) Ikastara @ Conclave, Kebayoran, sekitar bulan Juli 2017. Tergerak karena menyaksikan bagaimana sebuah niat yang diwujudkan dalam kerja bersama bisa menjadi kebaikan yang luar biasa bagi mereka yang dibantu, yang saat itu dilakukan di Desa Aik Mual, Lombok Barat, NTB.

Video dokumentasinya bisa dilihat melalui link di bawah ini.

https://www.youtube.com/watch?v=37v4loTDtlI

Saat itu, kegiatan inspirasi dan bakti sosial dilaksanakan dalam satu hari bersamaan dengan peresmian bangunannya. Dan saya merasa, perlu waktu lebih lama untuk melaksanakan kegiatan2 yang menginspirasi bagi anak2 dan para gurunya. Jadi tidak hanya bangunannya, namun juga membangun jiwa dan raga mereka melalui momen2 inspiratif bagi mereka.

Namun, itu hanya ide di dalam kepala belaka…


= = = = = = = =

Pelepasan Panitia Bakti Nusantara @ Conclave
Hingga suatu hari PP Ikastara membuat sebuah pengumuman untuk para Ikastaran yang berminat mendaftar dalam kegiatan Bakti Nusantara yang akan diadakan di Desa Sekon, NTT, pada bulan Desember 2017 ini. Tanpa pikir panjang, saya langsung mendaftar. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan, pikirku.

Dalam kolom kontribusi apa yang bisa diberikan, saya mengisi siap membantu apa saja dalam hal menginspirasi adik2 di sana, juga siap membantu mengangkat2 buku, barang2 dan apa pun demi memudahkan tim BN bekerja. Waktu 2 minggu di bulan November-Desember? Siap dialokasikan. Apalagi saat Aryo, teman seangkatan yang juga adalah penanggungjawab dari kegiatan tersebut menghubungiku secara langsung dan ikut senang aku mendaftar, artinya salah satu kegiatan inspirasi yang bisa dilakukan adalah memperkenalkan urban farming kepada mereka. Dan aku sangat setuju. Bersyukur istriku Nur tercinta merestui rencana keberangkatanku.

Sampai saat tibanya waktu untuk reuni akbar 20 tahun angkatan 8 yang bertempat di Taman Wisata Alam Mangrove Angke, Kapuk. Waktu itu, Aryo mendatangiku dan menyatakan bahwa ia membutuhkan seseorang untuk mengisi sebuah posisi yang cukup penting di kepanitiaan, yaitu sebagai ketua pelaksana (organizing committee). Setelah diskusi untuk beberapa hal, aku memutuskan menyanggupinya.

= = = = = = = = =

Dan perjalanan luar biasa itu dimulai…

Disambut warga Desa Sekon dan meninjau lokasi SMP-nya
Posisi sebagai Ketua OC membawaku yang bukan siapa2 ini, yang baru ikut hadir di acara2 Ikastara beberapa bulan terakhir ini, dapat bertemu dengan orang2 yang menduduki posisi2 penting di dalam jabatannya masing2. Aku mendapat kesempatan untuk menginjakkan kaki di pulau Timor untuk pertama kalinya, bertemu dengan adik kelasku TN10, dr. Teguh Dwi Nugroho yang menjadi satu2nya dokter spesialis bedah di kota Kefamenanu, 4-5 jam di utara kota Kupang dengan perjalanan darat.

Aku mendapat kesempatan merasakan kebahagiaan kepala sekolah, para guru dan adik2 di SMPN Sekon saat kami datang dan akan membangun bangunan sekolah untuk mereka. Aku pun mendapat kesempatan bertemu langsung dengan Bupati Timor Tengah Utara, Bapak Raymundus beserta jajarannya, bertemu pimpnan RSUD Kefamenanu, bertemu Danlantamal Kupang, bersilaturahmi dengan teman2 Ikastara NTT, dan sebagainya.

Teguh dan keluarganya
Dan di atas semuanya itu, aku merasakan betapa berdedikasinya adik kelasku yang satu ini. Teguh benar2 menunjukkan keteguhannya dalam menjalani profesinya sebagai dokter bedah sekaligus ujung tombak dari kegiatan Bakti Nusantara.

= = = = = = = =

Sekembali ke Jakarta, perjalanan masih berlanjut. Salah satu bagian terserunya adalah karena kegiatan BN ini diawali dari nol rupiah. Berharapnya dengan jaringan Ikastara yang sudah tersebar di berbagai lini dan profesi di Indonesia, akan mudah mendapatkan dana2 CSR dari perusahaan tempat Ikastaran bekerja. Ternyata tidak. Karena sudah akhir tahun, banyak perusahaan yang sudah tutup buku sehingga tidak ada dana lagi yang bisa dialokasikan.

Maka bila bangunan SMP di Desa Sekon bisa berdiri, dapat dikatakan bahwa hampir separuh dari dana yang terkumpul adalah hasil urunan teman2 almuni SMA Taruna Nusantara yang berkenan menyisihkan sebagian rezekinya untuk kegiatan ini. Sebagiannya lagi diperoleh dari sponsor yang masih dapat memberikan dananya di akhir tahun ini.

Bersama Ketua PB PGRI, Ibu Unifah Rosyidi
Salah satu sosok petinggi negeri ini yang dapat saya temui adalah Ibu Unifah Rosyidi, Ketua Pengurus Besar PGRI. Bersama Iqbal, adik kelas TN13, kami dapat bertemu langsung dengan beliau di kantor PGRI Tanah Abang. Dan apa yang terjadi? Beliau langsung menjadwalkan untuk hadir langsung di Sekon setelah menunjuk orang2 terbaiknya dari Pusat untuk melatih dan meningkatkan kapasitas guru2 sekecamatan Insana selama 3 hari.

Wow, speachless…

Acara peletakan batu pertama di Desa Sekon tak dapat kuikuti karena berbenturan dengan jadwal keluarga yang tak dapat ditinggalkan. Namun bersyukur teman2 Ikastara NTT dan beberapa panitia dari daerah lain dapat hadir dan mendokumentasi kegiatan tersebut.

Dan pertunjukan pun dimulai. Bersama Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL Sektor Barat, Batalyon Infantri 742 Satya Wira Yuda dan warga Desa Sekon, Teguh membangun gedung SMP tersebut tahap demi tahap. Tak memiliki bekal sebagai seorang yang mengerti bangunan, namun bersama2 panitia pusat saling memonitor dan berkoordinasi, membuat bangunan tersebut setahap demi setahap mulai menunjukkan wujudnya.

Bersama TNI dan masyarakat membangun SMP Sekon
Dan hari2 menjelang peresmian itu pun tiba. Sejak tanggal 5 Desember 2017, aku sudah kembali menginjakkan kaki di Pulau Timor. Turut hadir dalam audiensi dan koordinasi dengan Korem dan Kodim di Kupang, lalu melanjutkan perjalanan menuju kota Kefamenanu bersama Teguh dan keluarganya, menjadi jadwalku di hari pertama.

Dan hari demi hari berlanjut hingga mendekati hari peresmian. Satu demi satu Ikastaran bersama tim2 dari berbagai daerah yang ingin turut berkontribusi menginspirasi adik2 di Desa Sekon mulai hadir. Operasi katarak, bibir sumbing, dan sunatan massal gratis, penyuluhan2 kesehatan mulai dari gigi, manajemen puskesmas, obstetri hingga pemberian vitamin dan obat cacing bagi ternak dilaksanakan. Kegiatan Kemah Perdamaian bersama tim pramuka dari pusat, membuat mading dan memberi inspirasi untuk berani bermimpi besar kepada adik2 di Desa Sekon menjadi bagian dari kegiatan kami.

= = = = = = = = =

Instalasi hidroponik dan aquaponik untuk Desa Sekon
Dari aneka jadwal yang satu per satu terselesaikan dengan baik dan sangat luar biasa, ada sebuah hal yang membuatku sempat galau dan pesimis, karena greenhouse dan instalasi hidroponik-aquaponik yang ingin kudirikan hingga dua hari menjelang peresmian tak kunjung selesai. Menjalani tugas2 sebagai ketua OC, ditambah dinamika menukang bersama plus akses menuju material yang cukup sulit membuatku tidak dapat segera menyelesaikan greenhouse tersebut.

Dan pada dua malam terakhir, saya merasakan apa yang Teguh rasakan, yaitu betapa bantuan dari teman2 TNI begitu luar biasa. Merekalah yang membuat hal yang seakan muskil terwujud bisa menjadi kenyataan, sehingga pada hari terakhir, aku bisa berbagi cerita seputar pertanian hidroponik dan aquaponik. Semoga dua instalasi yang terpasang dapat memberi inspirasi bagi mereka.

= = = = = = = = = =

Bakti sosial dalam kegiatan Sehat Nusantara
Sungguh aku bersyukur acara peresmian berlangsung dengan lancar. Banyak sekali keajaiban dan doa2 yang dijawab-Nya dengan luar biasa. Salah satunya adalah dengan kecerahan cuaca sepanjang persiapan dan acara sehingga tanah Sekon yang cenderung berlumpur bila basah tidak menjadi kendala bagi kami semua.

Perjalanan berlanjut dengan melihat secara langsung perbatasan Atambua-Timor Leste yang megah dan modern. Terima kasih kepada Bang Tribuana TN1 yang menjamu dan memfasilitasi perjalanan kami serombongan ke sana. Dua bulan terakhir ini, beliau menjabat sebagai Kepala Cabang Bea Cukai Atambua.

Sebagian tim dokter yang siap membantu kegiatan Bakti Sosial
Hari berikutnya, kami mendapat kesempatan untuk melihat langsung rumah tempat pembuatan sasando, alat musik khas NTT yang sangat menarik untuk dipelajari. Sore harinya, kami diterima oleh Danrem Kupang yang menjadi salah satu orang yang menandatangani prasasti peresmian bangunan SMPN Sekon.

Malam harinya, bertempat di rumah Bang Pilmon Kamlasi TN1 dimana kami disambut dan dijamu dengan sangat hangat, menjadi malam yang penuh rasa bagi kami semua yang saling berbagi kesan dan pengalaman selama beberapa hari bekerja di Desa Sekon. Tangis haru Teguh dan adik2 yang tertumpah sungguh merupakan hal yang sangat wajar, mengingat betapa semua proses yang kami lalui bukanlah sesuatu yang mudah, namun Tuhan memperkenankan kami untuk dapat melewatinya hingga menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk warga Desa Sekon.

Esok harinya, aku pun kembali ke Jakarta bersama beberapa adik kelas yang satu perjalanan denganku. Dan bisa kembali menginjakkan kaki di rumah, memeluk Nur, Oji dan Yanthi setelah 11 hari berpisah sungguh sebuah kebahagiaan besar yang sangat disyukuri.

= = = = = = = =

Kondisi bangunan SMPN Sekon sebelumnya
Bagiku, kegiatan Bakti Nusantara merupakan momen yang dapat menyatukan kami, para alumni SMA Taruna Nusantara yang tergabung dalam Ikastara, yang kini tersebar di berbagai lini profesi di masyarakat. Bila tidak dapat hadir secara fisik, maka donasi dan doa yang diberikan akan kami pastikan semua tergunakan untuk membantu siapa pun yang menjadi sasaran kegiatan Bakti Nusantara selanjutnya.

Bagiku, membangun pendidikan dan memberikan visi yang luas dan tinggi kepada anak2 bangsa, khususnya yang tinggal di daerah perbatasan merupakan sebuah fondasi penting untuk memajukan daerah tersebut.

Kondisi bangunan SMPN Sekon setelahnya
Bagiku, bila ada umur panjang dan rezeki yang lapang, bisa terlibat dalam kegiatan Bakti Nusantara berikutnya menjadi tujuanku selanjutnya. Karena aku merasa setiap dari diri kita perlu melakukan sesuatu bukan hanya bagi diri kita atau orang2 terdekat yang kita cintai, namun bagi orang2 di luar sana yang tidak kita kenal sebelumnya, yang membutuhkan sentuhan dan bantuan kita. Siapa tahu, hal yang kita anggap sederhana atau biasa2 saja karena sudah biasa kita lakukan dalam profesi kita sehari2, bisa jadi itulah yang memberi jalan terang dan motivasi yang besar, yang dapat merubah hidup mereka pada khususnya, dan menyejahterakan daerah tersebut pada umumnya.

Aamiin…








CONVERSATION

1 comments:

Back
to top