Hari ke-10 Memilah dan Mengolah Sampah: Panen Pupuk Cair Pertama

Tak terasa sudah 10 hari aku menjalani hidup dengan memilah dan mengolah sampah-sampah rumah tanggaku. Memang ada sedikit waktu yang harus diluangkan untuk melakukannya, namun semua itu terbayar dengan tak menumpuknya sampah di bak sampah depan rumah lagi :) 

Menjalani hari ke-10 mengolah sampah dengan komposter dari PT Xaviera, aku melihat sepertinya sudah tiba waktunya untuk memanen pupuk cair yang mulai keluar di panci penampungan di bawah tong modifikasi tersebut. Jadilah aku pagi ini mencoba untuk memindahkan cairan berwarna gelap yang terkumpul ke dalam sebuah toples kaca. 

Begitu tong kuangkat, terlihat cairan gelap tersebut dan beberapa ekor belatung di dalamnya. Mungkin perlu diketahui bahwa keberadaan belatung di dalam proses komposting ini kata Mbak Wilda, sebagai penggagas proses pemilahan dan komposting ini, adalah hal yang wajar. Dan keberadaan belatung dapat dikendalikan dengan menambahkan penggembur di dalam tong (dan hal itu terbukti…) :)

Bahkan kemudian saya mendapatkan informasi kalau keberadaan belatung yang terkendali adalah indikator kualitas kompos yang baik. Dan bangkai-bangkai belatung yang kemudian ikut terolah lagi di dalam komposter akan meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan. 

Saya juga sempat bertanya kepada Mbak Wilda mengenai pemanenan pupuk padat di dalam tong tersebut, walaupun isinya belum penuh karena sampah dapur saya tidak terlalu banyak. Karena saya pernah mendengar bahwa proses komposting berlangsung selama 7 hari dan pupuk padat dan cair sudah bisa dipanen. Dan saya mendapat jawaban bahwa lebih baik saya menunggu tong tersebut penuh karena pupuk yang terolah lebih lama akan menghasilkan kualitas yang lebih baik. He he… baiklah kalau begitu :) 
Kembali ke proses pemanenan pupuk cair. Saya menggunakan corong dan saringan untuk memindahkan ke tempat kaca. Jadilah saya memperoleh pupuk cair yang bersih dari belatung. 

Cari-cari info ke Mbak Wilda, dikabarkan bahwa penggunaan pupuk cair itu bisa dicampur air dengan perbandingan 1:3-10. Jadilah pada hari itu juga aku menggunakan pupuk cair itu sebagai campuran tanah dan media tanam untuk membibitkan beberapa benih yang kuperoleh dari kebun pertanian organik AAA di Gadog beberapa waktu yang lalu, juga beberapa benih simpanan Mbak Lala yang belum sempat disemai. Ada kangkung, sawi, aneka selada, lettuce, bayam merah dan hijau. 



Sungguh aku sangat menikmati hari-hari memilah sampah, mengolahnya menjadi pupuk dan menggunakannya. Kini aku sedang mempelajari sambil melakukan (learning by doing) semua proses ini. Banyak hal yang harus kupelajari dan kualami agar dapat menjadi seorang yang, mudah-mudahan, turut menjadi golongan orang-orang yang menjaga dan melestarikan lingkungan walau tak seberapa. Amin… :)      

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top