PERCIKAN API


Disebut 'spark' dalam bahasa Inggris, sesuatu yang terlihat kecil dan sementara, namun bila diberi bahan bakar yang tepat, bisa menghasilkan energi yang luar biasa. Sebaliknya, bila dibiarkan, percikan api ini akan segera padam. Bahkan sisi ekstrimnya, bila disiram air, sumber percikan ini bisa jadi takkan bisa menghasilkan percikan api lagi untuk jangka waktu yang lama. 

Percikan api itu yang kami lihat muncul dari diri Yanthi sore ini. 

Waktu menunjukkan pukul 15.00 WIB, saat dimana kami biasanya mulai bersiap-siap untuk berangkat ke kolam renang. 

Saat mengantar Oji pulang dari Stadion Akuatik Gelora Bung Karno siang tadi, matahari bersinar sangat terik dan disertai hawa kelembaban yang tinggi. Dan saya memprediksi, "Kalau panas begini, biasanya sore hujan nih Ji." Dan benarlah, pukul 3 sore turun hujan sangat deras disertai petir di tempat tinggal kami yang berjarak sekitar 5 kilometer dari kolam renang Bojana Tirta. 

Biasanya, bila menghadapi cuaca seperti ini, tidak sulit untuk mendapatkan persetujuan Yanthi untuk tidak latihan renang. Biasanya, ekspresinya cenderung senang untuk tidak latihan. 

Dan hal itu tidak terjadi sore ini. 

Yanthi yang biasanya merasa bersalah bila sampai terlambat latihan, bahkan sampai mengatakan, "Tidak apa latihan kalau terlambat." 

Saya dan Nur hanya bisa saling bertukar pandang melihat peristiwa ini. "Ini adalah spark, percikan api, yang kalau tidak tepat penyikapannya, malah bisa padam dan belum tentu akan muncul lagi." demikian suara hati ini mencoba menerjemahkan. 


Maka jas hujan setelan penuh kami kenakan, tas renang masuk ke dalam kantong plastik, dan sepeda motor dihidupkan. Melewati langit yang masih mencurahkan rezeki airnya kepada segenap tanaman di sekitar tempat kami tinggal, kami menempuh perjalanan yang lancar menuju Bojana Tirta, setelah sebelumnya berkoordinasi dengan kak Anto sebagai pelatihnya untuk mengkonfirmasi apakah tetap ada latihan dan meminta izin kalau Yanthi akan datang terlambat latihan. 


Sesampainya di kolam, hujan rintik masih turun. Rak sepatu kolam renang terlihat lengang dari aneka alas kaki, tidak seperti biasanya. Cuaca yang hujan dan petir membuat tidak sedikit orangtua dan atlet yang memutuskan tidak berlatih sore ini. 

Benar saja, hanya ada Khansa, Alin dan Ardel yang berlatih sore itu. "Sedang privat nih pak." ucap kak Anto saat saya menyalaminya. 


Ya, kolam yang sepi ini menjadi saksi bagaimana percikan api Yanthi yang muncul berusaha kami jaga dengan bahan bakar yang benar, yaitu melalui semangat yang sama untuk mengantarkan dan menemani Yanthi berlatih renang sore ini. 

Sungguh kami tidak tahu apakah percikan api Yanthi ini akan membawa ke arah apa dalam kehidupan Yanthi. Setidaknya kami sudah mencoba menjalankan peranan kami sebagai orangtua untuk menemani proses bertumbuh Yanthi, setelah mengantarkan Oji pagi harinya, Yanthi sore harinya.

Apakah lelah? Tentu saja lelah itu terasa. Dan saya setuju dengan ucapan salah satu pembuat konten dalam sebuah video, bahwa dunia memang tempatnya lelah. Dan selama masih diberi waktu dan kesempatan, niscaya kami akan menemani proses bertumbuh anak-anak kami sampai ke arah mana pun cerita hidup akan membawa. 


Selamat berlatih, gadis kecilku. Terima kasih telah menunjukkan percikan apimu sore ini 😊🙏🌱💥

Rawamangun, 12 Desember 2022

#yanthi10yo
#homeschooling
#binatarunaswimmingclub
#renang

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top