Catatan ini saya tuangkan sesaat setelah kami memutuskan untuk tidak mengikutkan Oji dalam kesempatan mengikuti tes pada sebuah program pembinaan atlit muda yang diadakan oleh sebuah institusi olahraga yang berpusat di Jakarta Selatan.
Sudah lama kami mendengar mengenai program ini. Beberapa senior Oji di klub renangnya pernah mengikutinya, bahkan tahun lalu Oji ditawarkan untuk ikut tesnya. Dan karena sudah 1 tahun lebih tidak berlatih karena pandemi, performa Oji dalam renang tentu tidak prima. Untuk menempuh jarak 25 meter saja sudah ngos-ngosan (bandingkan dengan menu latihan Oji yang menempuh jarak 2-5 km setiap latihannya).
Dan tahun ini, Oji kembali ditawarkan untuk mengikuti tesnya oleh salah seorang pelatih klub yang kabarnya mendapatkan amanat untuk membantu menyukseskan program pembinaan atlit tersebut.
Bagi kami, ini adalah sebuah kesempatan dan apresiasi terhadap pencapaian Oji di dunia renang, salah satunya menjadi peringkat pertama 50 meter gaya punggung KU III dalam lomba Kejuaraan Renang Junior di Stadion Akuatik GBK bulan November 2021 yang lalu.
Dan sebagai orangtua, tentu kami perlu mendalami lagi keuntungan dan konsekuensi dari program tersebut. Dan melalui obrolan langsung dengan sang pelatih, kami pun mendapatkan gambaran lengkap mengenai program tersebut.
Perubahan Status
Beberapa poin menarik dari program tersebut adalah kegiatannya terpusat dalam sebuah asrama, diberikan uang saku dan akses ke aneka lomba yang diadakan secara lokal maupun nasional.
Namun saat mendengar bahwa Oji harus berpindah status menjadi siswa SMK Olahraga di Ragunan, membuat kami memutuskan untuk tidak mengambil pilihan tersebut.
Salah satu alasan kami memilih jalur homeschooling untuk Oji dan Yanthi adalah agar mereka tidak perlu mendapat target eksternal yang berlebihan untuk hal-hal yang bersifat akademis. Karena berdasarkan pengalaman kami, saya khususnya, apa yang saya pelajari secara akademis di pendidikan dasar dari SD sampai SMA tidak saya ingat lagi dan sebagian besarnya tidak terpakai di dunia karya saya sekarang kecuali bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika dan pertemanannya.
Maka bila Oji mengikuti tes yang akan diadakan hari Senin besok dan ternyata diterima, maka berubah status dari anak homeschooling menjadi siswa SMK adalah sebuah konsekuensi pilihan yang kami putuskan tidak akan kami ambil.
Jadi sesungguhnya, program pembinaan atlit muda berasrama ini adalah sebuah program yang sangat baik bagi para orangtua yang melihat potensi bakat renang pada anaknya dan pada saat yang sama juga sudah terfasilitasi sisi akademisnya.
Memilih Jalur Mandiri
Untuk Oji sendiri, setelah kami diskusikan bersama, kami memutuskan akan mengambil jalur mandiri melalui latihan bersama para coach di klub Bina Taruna dan mengukur waktu serta pencapaian Oji di dalam event-event yang bisa kami ikuti.
Telah terucap oleh salah satu pelatihnya bahwa target pencapaian Oji adalah memecahkan waktu milik Siman Sudartawa, atlit renang nasional, di 50 meter gaya punggung.
Sebuah puncak gunung yang terlihat begitu jauh namun kami perlukan sebagai panduan bagi Oji dalam setiap latihannya.
Bukan Atlit Renang Biasa
Dan bila Oji suatu hari memiliki kemampuan di bidang renang yang mumpuni, maka Oji perlu menjadi seorang atlit dengan paket ekstra: ekstra wawasan, ekstra kemampuan berkomunikasi, ekstra semangat berbagi.
Untuk ekstra wawasan, Oji kami ajak untuk mendengarkan aneka siniar (podcast) salah satunya dari TED Shorts di Spotify. Perjalanan bolak-balik total 40 menit dari rumah ke kolam renang setiap harinya menggunakan sepeda motor menjadi momen Oji belajar wawasan-wawasan lain yang berkembang di luar sana selain apa-apa yang sedang diminatinya.
Bagi kami itu penting, karena keluasan wawasan bisa menjadi modal yang baik untuk Oji kelak bersosialisasi dan menjalin persahabatan serta relasinya kelak yang sangat mungkin memiliki minat lain selain renang yang beragam.
Untuk ekstra kemampuan berkomunikasi, Oji kami dorong untuk aktif di kegiatan Agora Public Speaking, Teens Club Rumah Inspirasi dan sedang membangun persahabatan seminat melalui Ngobrolin Minecraft (ngobrolinminecraft.blogspot.com).
Dan untuk ekstra semangat berbagi, Oji sudah kami biasakan untuk menghasilkan karya video, merekam dan menyuntingnya. Karya-karyanya terkumpul di Channel Youtube Dunia Olympus.
Nah, ketiga aspek inilah yang sepertinya tidak akan optimal bila Oji bergabung menjadi siswa SMK Olahraga di Ragunan.
Demikian tulisan refleksi yang ingin kutuangkan pagi ini, sebagai sebuah catatan perjalanan Oji sebagai anak homeschooling yang memiliki minat dan bakat di dunia renang.
Kepada sang pelatih, setelah saya berbagi visi pendidikan keluarga kami, dengan senang hati kami akan mempertimbangkan untuk mengikuti tes, seleksi atau pembinaan intensif bagi atlit muda selama berfokus pada pengembangan renangnya, tidak pada aspek akademisnya.
Untuk urusan akademis dan ijazah, biarlah kami yang mencarikan jalannya.
Cipinang Muara, 25 Desember 2021
#oji12yo
#homeschooling
#keluarganandito
0 comments:
Post a Comment