Dalam kehidupan ini, setiap pilihan yang kita ambil niscaya dipengaruhi dengan latar belakang atau kisah perjalanan seseorang. Dari pengalaman-pengalaman yang dialami, berbagai situasi dan kondisi yang dijalani, niscaya akan mempengaruhi keputusan seseorang untuk berbagai hal. Termasuk dalam hal ini adalah tentang pendidikan bagi anak.
Itulah yang terjadi pada diri saya dan istri. Dan perjalanan hidup membuat saya bersama istri memutuskan untuk mengambil jalur pendidikan berbasis keluarga untuk anak-anak kami. Saat itu, 12 tahun yang lalu, kami belum memahami kalau itu disebut sebagai homeschooling atau sekolah rumah.
Salah satu yang mendasarinya adalah bagaimana teknologi itu berkembang sangat pesat khususnya dalam 12 tahun terakhir ini.
Seperti bidang pertanian di lahan sempit hidroponik yang baru populer setidaknya 10 tahun belakangan ini di Indonesia. Dan melalui hobi yang menjadi profesi ini, siapa menyangka bahwa saya mendapatkan penghasilan dan kini dikenali sebagai praktisi komposting dan urban farming.
Padahal saat saya sempat kuliah di IPB (Institut Pertanian Bogor) dahulu, yang dikenal hanyalah istilah intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, yaitu mengoptimalkan dan menambah lahan tanah yang ada.
Kini, saat manusia bertambah banyak, apa yang tidak ikut bertambah? Betul, tanah di muka bumi ini tidak ikut bertambah. Maka manusia pun mencari solusi untuk tetap dapat menyediakan pangan walau lahan terbatas.
Dan ditemukanlah teknologi bertanam dengan media air yang disebut hidroponik, yang membuat manusia bisa bertanam secara vertikal, bahkan bisa bertanam sepanjang musim karena ditemukannya teknologi lampu LED yang bisa memancarkan spektrum cahaya yang dibutuhkan tanaman untuk bertumbuh. Jadi, bertanam pun sekarang bisa di dalam ruangan, tanpa tergantung musim.
Dulu, untuk bisa merekam, mengolah dan mengunggah video setidaknya dibutuhkan dua perangkat yang berbeda: kamera video dan komputer yang berukuran besar sehingga membutuhkan ruangan khusus untuk meletakkannya. Sekarang, siapa menyangka dengan satu buah ponsel pintar, kita sudah bisa merekam, mengolah, membungkus dan mengunggahnya ke internet.
Dulu, profesi tukang ojek bukanlah sebuah profesi yang dianggap bisa diandalkan untuk menjadi sumber utama penghasilan keluarga. Dengan hadirnya teknologi, siapa menyangka bahwa kini berbondong-bondong orang melamar untuk menjadi tukang ojek berbasis aplikasi.
Dan siapa menyangka saat ini kita bisa memiliki sarana dan saluran berekspresi sendiri yang bahkan bisa menghasilkan uang dari sana melalui platform Youtube dan media sosial lainnya. Hal itu membuat setiap keunikan dan keahlian yang dimiliki sangat bisa menjadi sumber penghasilan.
Dengan berkembangnya teknologi, ternyata bermunculan berbagai profesi baru yang juga berakibat mulai tidak relevannya profesi-profesi lama yang mulai ditinggalkan
Perjalanan menyaksikan dan ikut menggunakan berbagai perkembangan teknologi yang kami alami menjadi salah satu alasan utama mengapa kami memutuskan untuk mengambil jalur pendidikan berbasis keluarga. Karena apa? Berlanjut ke bab berikutnya ya 😉👍
🌱🌱
Nenek tua sudah tak bergigi
Dikompos saja bila makanan basi
Pesatnya perkembangan teknologi
Membuat manusia perlu pandai beradaptasi
🌱🌱
Cipinang Muara, 24 Juni 2021
#catatanharianAndito
#bukuAwalnya
#perjalananhomeschooling
#keluargaNandito
#homeschoolingSIAPA MENYANGKA
Dalam kehidupan ini, setiap pilihan yang kita ambil niscaya dipengaruhi dengan latar belakang atau kisah perjalanan seseorang. Dari pengalaman-pengalaman yang dialami, berbagai situasi dan kondisi yang dijalani, niscaya akan mempengaruhi keputusan seseorang untuk berbagai hal. Termasuk dalam hal ini adalah tentang pendidikan bagi anak.
Itulah yang terjadi pada diri saya dan istri. Dan perjalanan hidup membuat saya bersama istri memutuskan untuk mengambil jalur pendidikan berbasis keluarga untuk anak-anak kami. Saat itu, 12 tahun yang lalu, kami belum memahami kalau itu disebut sebagai homeschooling atau sekolah rumah.
Salah satu yang mendasarinya adalah bagaimana teknologi itu berkembang sangat pesat khususnya dalam 12 tahun terakhir ini.
Seperti bidang pertanian di lahan sempit hidroponik yang baru populer setidaknya 10 tahun belakangan ini di Indonesia. Dan melalui hobi yang menjadi profesi ini, siapa menyangka bahwa saya mendapatkan penghasilan dan kini dikenali sebagai praktisi komposting dan urban farming.
Padahal saat saya sempat kuliah di IPB (Institut Pertanian Bogor) dahulu, yang dikenal hanyalah istilah intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, yaitu mengoptimalkan dan menambah lahan tanah yang ada.
Kini, saat manusia bertambah banyak, apa yang tidak ikut bertambah? Betul, tanah di muka bumi ini tidak ikut bertambah. Maka manusia pun mencari solusi untuk tetap dapat menyediakan pangan walau lahan terbatas.
Dan ditemukanlah teknologi bertanam dengan media air yang disebut hidroponik, yang membuat manusia bisa bertanam secara vertikal, bahkan bisa bertanam sepanjang musim karena ditemukannya teknologi lampu LED yang bisa memancarkan spektrum cahaya yang dibutuhkan tanaman untuk bertumbuh. Jadi, bertanam pun sekarang bisa di dalam ruangan, tanpa tergantung musim.
Dulu, untuk bisa merekam, mengolah dan mengunggah video setidaknya dibutuhkan dua perangkat yang berbeda: kamera video dan komputer yang berukuran besar sehingga membutuhkan ruangan khusus untuk meletakkannya. Sekarang, siapa menyangka dengan satu buah ponsel pintar, kita sudah bisa merekam, mengolah, membungkus dan mengunggahnya ke internet.
Dulu, profesi tukang ojek bukanlah sebuah profesi yang dianggap bisa diandalkan untuk menjadi sumber utama penghasilan keluarga. Dengan hadirnya teknologi, siapa menyangka bahwa kini berbondong-bondong orang melamar untuk menjadi tukang ojek berbasis aplikasi.
Dan siapa menyangka saat ini kita bisa memiliki sarana dan saluran berekspresi sendiri yang bahkan bisa menghasilkan uang dari sana melalui platform Youtube dan media sosial lainnya. Hal itu membuat setiap keunikan dan keahlian yang dimiliki sangat bisa menjadi sumber penghasilan.
Dengan berkembangnya teknologi, ternyata bermunculan berbagai profesi baru yang juga berakibat mulai tidak relevannya profesi-profesi lama yang mulai ditinggalkan
Perjalanan menyaksikan dan ikut menggunakan berbagai perkembangan teknologi yang kami alami menjadi salah satu alasan utama mengapa kami memutuskan untuk mengambil jalur pendidikan berbasis keluarga. Karena apa? Berlanjut ke bab berikutnya ya 😉👍
🌱🌱
Nenek tua sudah tak bergigi
Dikompos saja bila makanan basi
Pesatnya perkembangan teknologi
Membuat manusia perlu pandai beradaptasi
🌱🌱
Cipinang Muara, 24 Juni 2021
#catatanharianAndito
#bukuAwalnya
#perjalananhomeschooling
#keluargaNandito
#homeschooling
0 comments:
Post a Comment