BOSAN


Pernahkah anak kita merasa bosan dengan apa yang menjadi minatnya? Sedang senang-senangnya menggambar, tiba-tiba berhenti dan tidak mau menggambar lagi, misalnya? 

Atau, pernahkah kita merasa bosan dengan apa yang dilakukan, padahal itu adalah sesuatu yang kita sukai? 

Pertanyaan ini muncul dalam salah satu sesi coaching homeschooling yang saya ikuti bersama Rumah Inspirasi. Dan yang dilakukan oleh narasumber saat menyikapi anaknya yang sedang merasa bosan ternyata bukanlah memarahi atau memotivasi anaknya agar bangkit dan semangat berkarya lagi.

Apa yang dilakukan? MEMBERI RUANG. 

Siang itu saya belajar, sambil mengintrospeksi diri, iya juga ya. Apa yang akan kita lakukan saat sedang merasa bosan? Take a break, ambil jeda, melakukan sesuatu yang berbeda, turunkan ekspektasi, no target, mengalir saja. 

Dan itulah yang juga dibutuhkan oleh anak-anak kita saat mereka terlihat dan merasa sedang bosan dengan apa yang dilakukannya. 

MEMBERI RUANG dan PENGERTIAN memang akan memundurkan anak-anak kita (dan diri kita sendiri) dari target-target yang sudah ditetapkan. Namun bisa jadi itulah yang sesungguhnya dibutuhkan agar apa yang menjadi minat, bakat dan kesukaan itu tidak menjadi patah adanya. 

Bagaikan sebuah kapak, memberi ruang ibarat mengasah mata kapak tersebut agar dapat kembali tajam dan digunakan sebagaimana tujuan awalnya. Apa jadinya bila sebuah kapak tumpul dipaksa untuk memotong? Kayu yang ditebang tak kunjung terbelah, yang terjadi malah kapaknya yang patah dan target tidak tercapai.

Dan melalui tulisan mas Aar di grup coaching pagi ini saya belajar bahwa 'menjalani hari yang biasa-biasa saja' ternyata merupakan salah satu skill penting yang perlu dimiliki oleh orangtua yang menerapkan homeschooling bagi anak-anaknya.

Berbeda dengan pendidikan berbasis lembaga sebagaimana sekolah dimana ada target yang ditentukan oleh pihak luar sehingga mau tidak mau ya harus mengikuti, homeschooling sebagai pendidikan berbasis keluarga memiliki target yang bisa diatur sendiri. 

Di satu sisi bisa mudah terlepas targetnya bila tidak dikerjakan dengan sangat serius, namun di sisi lain memudahkan kita untuk 'memberi ruang' saat itu dibutuhkan. 

Tujuan besarnya adalah bagaimana agar semangat dan mencintai belajar dan berkarya ini dapat terus-menerus terjaga. Api semangatnya boleh saja mengecil, namun jangan sampai padam. 

Mengapa semangat ini yang perlu dijaga? Karena kita tidak pernah tahu 5-10 tahun dari sekarang akan bermunculan profesi baru seperti apa, ada teknologi baru seperti apa dengan berbagai ketidakpastian dan keseruan seperti apa yang akan dihadapi oleh anak-anak kita. 

Bagi saya pribadi, yang perlu saya terus lakukan adalah selalu belajar memperbesar wadah dan kapasitas diri agar dapat menjadi orangtua, sahabat dan teman seperjalanan anak-anak di dalam menjaga semangat belajar mereka. 

Dan tidak dapat dipungkiri, mendekatkan diri dengan orang-orang yang memiliki pikiran positif dan semangat yang sama sangat membantu menjaga hal tersebut. Walaupun kembali, semua keputusan dan tanggung jawab ada pada diri kita masing-masing untuk mau ikut positif dan optimis atau tetap bertahan di dalam situasi yang sebetulnya tidak nyaman untuk kita. 

Cipinang Muara, 23 April 2021

#catatanharianAndito
#selfreminder
#homeschooling 

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top