Pesan itu menjadi lebih tegas saya sampaikan kepada dua driver ojol (ojek online) yang mengantar istri dan kedua anak saya latihan berenang ke Bojana Tirta. Karena terkadang saya menerima laporan dari Oji bahwa driver ojeknya masuk jalur busway dengan alasan lebih cepat lah, menghindari kemacetan lah, dan sebagainya.
Teman saya meninggal di jalur pergi kantor hariannya. Tinggal di Cibubur, bekerja di sekitaran Pancoran, ternyata hari ini Tuhan memanggil beliau kembali ke Sisi-Nya di jalur yang biasa dilewatinya.
Well, pada akhirnya kita semua akan kembali juga kepada-Nya. Tidak ada yang pasti kecuali kematian itu sendiri. Namun kenangan yang tersisa itulah yang ternyata juga menyisakan kepedihan di hati saat menyadari kenyataan kami belum sempat berjumpa lagi setelah lulus dari kampus SMA tercinta kami di Magelang. Walau tetap berkomunikasi lewat dunia maya dan saling mengikuti status2 FB-nya, tentu tak sama dengan bertemu dan bercengkrama secara langsung.
= = = = = = = =
Saya juga pengendara motor dan menyadari betul bahwa kelalaian sekecil apa pun bisa membawa celaka bagi kami. Menjga keseimbangan di atas kendaraan roda dua niscaya lebih besar risikonya daripada duduk tenang di dalam kendaraan roda empat. Bahkan teman saya ada yang memiliki pendapat ekstrim: "Main sirkus kok di tengah jalan?"
Bila celaka datang tidak diduga, setidaknya kita bisa berusaha menjauhkan penyebab2nya seperti memakai pelindung kepala yang tepat, menghargai pengguna jalan yang lain tanpa perlu terburu2 menyusul dan membahayakan yang lain, dan tentu mematuhi rambu2 lalu lintas yang berlaku seperti tidak melawan arus dan tidak menerobos lampu merah walau kondisi lalu lintas sepi.
Tidak mengizinkan anak di bawah umur untuk menaiki kendaraan roda dua sendirian pun juga salah satu sikap yang perlu dimiliki para orangtua. Jujur saja, saya tidak merasa bersimpati saat mendengar kabar ada anak teman yang masuk rumah sakit karena jatuh dari motor setelah mengetahui usia anaknya di bawah umur. Itu adalah konsekuensi dari pilihan orangtua dan anak itu sendiri. Karena berkendara tidak hanya masalah skill, namun juga persoalan attitude. Bukan hanya urusan kemampuan, namun terkait erat dengan sikap.
Kalau sahabat saya yang lainnya pernah mengatakan, "Hukum di jalan itu satu: Menang jadi arang, kalah jadi abu. Jadi tidak usah adu menang2an di jalan. Kalau terjadi kecelakaan, dua2nya sama2 mengalami kerugian walau ada pihak yang lebih bersalah."
Itulah kisah yang ingin tertuang hari ini. Safety riding. Berhati2lah dalam berkendara, keluarga Anda menunggu di rumah.
Rest in peace, bro Didit. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Aamiin
Cipinang Muara, 6 Juli 2017
#CatatanJuli2017
#Day6
#refleksi
Foto diambil dari http://tmcsatlantastebo.blogspot.co.id/
0 comments:
Post a Comment