Sebetulnya apa yang bisa Yanthi lakukan ini sudah kuamati mungkin sejak sebulan yang lalu. Aku pikir apa yang dicapainya ini hanya kebetulan saja. Namun sepertinya tidak. Sebagaimana saat dia sudah bisa menyebut angka baik urut maupun acak, baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris untuk angka 1-10, kini dia sudah dapat menyebutkan dalam bahasa Inggris angka 1-20 secara berurutan maupun acak bila ada angka yang ditunjukkan.

Demikian Yanthi yang kini berusia 2 tahun sedang menunjukkan kepandaiannya mengenal bentuk dan mengucapkannya berurutan. Contohnya bisa dari mana saja. Dari televisi, komputer maupun orangtuanya. Video berikut sekadar mengabadikan ocehannya yang lucu karena masih belum sempurna mengucap 1-20 yang sempat terekam, semoga menjadi kenangan yang indah untuk Yanthi (dan Ayah serta Mamanya tentunya) di kemudian hari ... :)

Suatu hari, aku melihat Olympus datang kepadaku dengan berseri-seri sepulang dari menemani Mama Nur berbelanja di salah satu minimarket di dekat rumah. Kemudian ia mencari-cari barang di antara kantong belanjaan yang diletakkan mamanya dan memberikan kepadaku sebuah kotak dengan gambar Ben 10, salah satu action-figure yang sedang senang ditontonnya di televisi saat ini.

Kulihat sepintas, kupikir itu adalah kartu bergambar Ben 10 dan aneka alien dan tokoh-tokoh di dalam film kartun berseri tersebut. Ternyata itu adalah kartu remi dengan gambar Ben 10. "Ayah, ayo kita main kartu Ben 10." ucap Oji penuh antusias. Jadilah sore itu aku menggelar lapak permainan kartu untuk pertama kalinya. Peristiwa itu sepertinya terjadi sekitar satu bulan yang lalu.

Permainan pertama yang kuajarkan kepada Oji adalah yang sederhana saja, yaitu siapa yang mengeluarkan kartu dengan nilai tertinggi dia yang menang, terlepas apa pun simbol kartunya. Dari sanalah aku mengajarkan kepada Oji mengenai urutan-urutan dalam kartu remi yang kuketahui sebagaimana As adalah yang tertinggi, diikuti oleh K (king), Q (queen) dan J (jack), baru memasuki angka dari 10 sampai 2 yang paling terkecil. Namun kartu favorit Oji adalah Joker, karena kusebutkan bahwa kartu tersebutlah yang paling kuat di antara semua kartu, termasuk As.

Pemenang ditentukan dengan jumlah kartu terbanyak yang dimenangkan. Bermain bertiga dengan Mama Nur membuat suasana bermain kartu sore itu sungguh seru, demikian pun sore-sore selanjutnya, saat kami punya waktu bersama.

Kini, permainan kartu Oji sudah beranjak kepada cangkulan, yaitu tetap pemenang ditentukan berdasarkan nilai kartu tertinggi yang dikeluarkan, hanya saja harus sesuai simbol. Bila tidak memiliki simbol yang sesuai dengan kartu yang dimainkan, maka harus menyangkul atau mengambil kartu baru sampai mendapatkan simbol yang dimainkan. Bila sampai kartu yang diambil habis dan tak juga dapat kartunya, maka kartu yang ada di hadapan boleh diambil. Pemenang ditentukan oleh siapa yang kartu di tangannya habis terlebih dahulu.

Melalui permainan kartu remi ini, aku berusaha menanamkan kepada Oji nilai-nilai kejujuran dan keadilan dalam permainan. Bagaimana ia harus mengocok dan membagi kartu (walau masih berantakan ... :) ) bila kalah, bagaimana ia tidak boleh sama sekali mengintip ke kartu yang dibagikan walau ia sangat mengharapkan mendapatkan kartu Joker, bagaimana ia menikmati kemenangan menjadi hal-hal sederhana yang kuwajibkan dalam permainan bersama kami.

Demikianlah bermain menjadi keseharian Oji yang kuharapkan dapat juga menjadi media baginya untuk mempelajari nilai-nilai luhur dalam kehidupan.

Pernahkah terpikir kapan awalnya kita bisa bersiul? Untuk anakku Oji, setidaknya dia mulai bersiul di usianya yang keempat tahun 7 bulan ini. Entah siapa yang mengajari atau mencontoh siapa, tiba-tiba Oji bisa mengeluarkan bunyi siul dari mulutnya. Memang belum bulat bunyinya, dan dia belum bisa mengatur nada siulannya, tapi terlihat betapa ia sedang menikmati siulan yang bisa dilakukannya :)

Dalam beberapa kesempatan, aku sering mendapati Oji bersenandung lagu-lagu yang dikenalnya, seperti lagu Happy Birthday, tema lagu game 'Where's My Water' di Ipod atau lagu-lagu lainnya. Namun sampai hari ini, aku belum melihat minat bermusik pada dirinya. Minatnya lebih kepada hal-hal yang bersifat motorik saja pada saat ini. Sungguh sangat menyenangkan mengamati setiap tahap perkembangan dari Olympus :)
                                                

Saat ini, putriku Yanthi berusia 1 tahun 8 bulan. Salah satu kegiatan sehari-harinya adalah menyaksikan video alphabet di Youtube seperti lagu-lagu Phonics Songs dari KidsTV123 atau ABC Song dari Super Simple Songs. Kalau sudah menyaksikan alphabet yang muncul, Yanthi bisa terpaku di hadapan layar selama bermenit-menit. Cukup efektif untuk menemaninya makan atau menyibukkannya sementara ayah-mamanya harus meninggalkannya karena kesibukan masing-masing.

Setelah beberapa minggu melihat video-video tersebut, kini giliran kami yang terkejut saat mendengar dari mulutnya saat menunjuk kertas besar berisi huruf-huruf alphabet. Awalnya hanya huruf-huruf satu kata seperti 'bi' (B), 'es' (S), 'di' (D) yang diucapkan Yanthi sambil menunjuk huruf-huruf lain sekenanya. Kadang tepat, kadang meleset. Namun yang paling membuat ayah-mamanya terkejut adalah saat dia mengucapkan kata 'dabel yu' dengan sangat jelas sambil menunjuk huruf 'W' di kertas. Dan hal tersebut terjadi beberapa kali, menunjukkan bahwa itu bukan kebetulan.

Kembali aku bersyukur kepada Tuhan karena dapat mengikuti proses tumbuh kembang Yanthi yang begitu menyenangkan. Demikian tulisan ini kutuangkan demi mengabadikan setiap kenangan atas perkembangannya yang akan berlalu seiring berjalannya waktu. Karena tanpa disadari tahun demi tahun berlalu, sebagaimana saat ini kakaknya Yanthi, Olympus, yang sudah berusia 4 tahun sudah pandai bicara dan bisa mengenal huruf walau belum bisa mengejanya, pernah melewati masa-masa seperti itu juga. Sungguh semua adalah proses tumbuh-kembang mereka yang sangat kunikmati dan kusyukuri... :)

Saat makan adalah salah satu momen dimana aku dan suamiku bisa mengajarkan dan mengenalkan kepada anak-anak kami sopan santun, berdoa sebelum makan, bagaimana meminta makanan yang baik, belajar duduk yang tertib dan tidak lari-lari saat makan.

Bersyukur dari Olympus kecil, kami sudah terbiasa makan dengan cara table manner, doa bersama sebelum makan, dan anak-anak juga terlihat menjadi lebih anteng dan mereka jadi tahu bahwa waktu makan adalah sesuatu yang harus disyukuri. Karena, ternyata, kebiasaan makan yang baik yang kami ajarkan kepada anak-anak selama ini, ternyata ada pengaruh baiknya loh. Baru terasa kalau kita membawa anak-anak pergi dan makan di luar rumah.

Pernah suatu hari kami sekeluarga pergi berkunjung ke rumah teman dan di sana kami diajak makan siang bersama. Teman kami itu sampai terheran-heran karena melihat Olympus yang baru berumur 3 tahun bisa anteng duduk di kursi saat doa makan bersama sampai selesai, lalu duduk makan dengan tenang sambil berusaha memegang sendok dan garpu sendiri, tidak lari-lari sebagaimana anak-anak seumuran dia pada umumnya. Mereka sampai bertanya bagaimana cara kami mengajarinya sehingga Olympus bisa anteng seperti itu? Biasanya kan anak-anak yang lain suka lari-lari dan teriak-teriak saat makan. He he he awalnya yang namanya anak-anak pastinya sih nggak bisa duduk diam dan butuh proses untuk bisa duduk manis saat makan, tapi lama-lama kalau kita bersabar dan terus memberi
contoh, lama-lama anak-anak juga akan terbiasa kok :)

Sumber image: klikunic.net

Beberapa hari ini, Yanthi lagi senang banget jalan-jalan sore. Terlihat sekali dia sangat semangat dan menikmatinya. Aku juga jadi ikut bahagia. Memang sih, aku jarang sekali mengajak dia jalan-jalan sore. Pernah juga terpikirkan untuk mengajak dia jalan-jalan setiap sore, tapi setiap mau pergi selalu ada saja halangannya. Entah karena dia telat bangunnya dan banyak hal lainnya.