Tidak Tabu Membahas Kematian


Momen ngobrol pagi kami hari ini tadinya diawali dengan membahas sinonim dan anonim. Dan salah satu kata yang dibahas adalah kata 'mati' yang bersinonim dengan meninggal, wafat, tewas, mangkat. 

Pembahasan berlanjut dengan penggunaan katanya sesuai dengan konteks dan rasa yang menjadi kesepakatan bersama pada saat ini, seperti mati yang digunakan pada hewan, meninggal dan wafat pada manusia, tewas bila terjadinya di medan perang, dan mangkat yang disematkan untuk orang-orang yang dimuliakan seperti raja. 

"Jadi, kalau nanti buat pengumuman ayah meninggal, jangan pakai kata 'mati' ya 😉" Yang disambut tawa Oji dan Yanthi karena semakin memahami rasa dari penggunaan katanya. 

Ya, dalam keluarga kami, kematian bukanlah hal yang tabu untuk dibahaskan dan dipersiapkan. Karena dari semua hal di dunia ini, bukankah itu adalah hal yang paling pasti terjadi? 😉👍

Karena itu salah satu visi pendidikan keluarga kami adalah menanamkan sebuah pertanyaan, "Apa yang akan kamu tinggalkan bila sudah tidak dunia ini? Kesan apa yang akan dikenang oleh orang-orang yang pernah bertemu denganmu?" dan pertanyaan reflektif lainnya. 

Karena kita tidak pernah mengetahui seberapa lama lagi jatah kita di dunia ini. Yang bisa kita lakukan adalah mensyukuri setiap momen sambil terus mengembangkan diri dan kapasitas. Siapa tahu diberi kesehatan dan umur panjang sehingga dilayakkan menerima limpahan rezeki dan menjadi saluran berkah bagi semakin banyak orang. 

Siapa tahu 😊

Terima kasih fotonya, mama @nurwap. Terima kasih untuk ngobrol-ngobrolnya, Oji dan Yanthi 😊🙏

Cipinang Muara, 27 Juni 2020

#homeschooling
#keluarganandito
#oji10yo
#yanthi8yo
#catatanharianAndito

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top