Usai sudah perjalanan kami sekeluarga menghantarkan Oji mengikuti event renang di 5th Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2023 di Stadion Akuatik GBK.
5 nomor yang diikuti, 1 best time, sedangkan 4 hasil lainnya stabil, merupakan sebuah pencapaian yang patut disyukuri di dalam kondisi kolam renang Bojana Tirta sedang ditutup karena renovasi sejak awal bulan, sehingga para atlet Bina Taruna yang akan mengikuti pertandingan bisa dikatakan tidak dapat melakukan persiapan secara optimal.
Melalui event Indonesia Open 2023 ini Oji juga jadi bisa mengukur kapasitas dan peluangnya di kancah nasional untuk kelompok usianya. Bisa dikatakan bahwa tahun depan adalah momen dan peluang terbaik Oji untuk menorehkan banyak pencapaian, khususnya di tingkat DKI Jakarta.
8 tahun menemani Oji berproses dan bertumbuh di dunia renang sungguh sebuah pengalaman yang penuh dengan pelajaran. Semakin bertambah usia, semakin bertambah pula keseruan yang perlu kami lalui, terlebih lagi saat ternyata anaknya memiliki peluang untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, maka harapan serta keinginan untuk memberikan fasilitas terbaik niscaya muncul sebagai naluri alami orangtua yang ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya.
Ditambah lagi saat ini aneka informasi mengenai pencapaian teman-teman sebaya Oji dan Yanthi di dunia renang yang begitu deras, sangat memungkinkan kami sebagai orangtua menjadi ingin mendorong anak untuk mencapai level prestasi yang tidak kalah hebatnya, yang mungkin belum ada di sana kapasitas dan kesempatannya.
Itulah rencana atau ekspektasi yang kami miliki. Dan saat cerita ini dituliskan, situasi dan kondisi keluarga memang belum sesuai dengan apa yang kami harapkan bersama untuk dapat memenuhi rencana dan ekspektasi tersebut.
Ditambah lagi Oji sudah memasuki usia remaja yang semakin irit cerita, apalagi bila terkait dengan dunia renang yang digelutinya. Terutama saat event berlangsung, obrolan terkait dengan renang menjadi sebuah tema yang kami hindari karena niscaya minim tanggapan dan terlihat malah akan menurunkan mood maupun suasana semangat yang sedang dibangun.
Maka untuk urusan renang, kami sebagai orangtua memutuskan untuk tidak turut campur di dalam diskusinya. Karena setiap akan turun dan setelah lomba, Oji niscaya sudah mendapatkan masukan dari pelatihnya. Kehadiran kami hanyalah menyediakan kebutuhan fisik seperti air putih, gula merah, bekal makan siang, cemilan dan memastikan bisa mengantarnya sampai ke tempat pertandingan dan mengantarnya kembali pulang dengan selamat.
Itu yang sedang kami coba lakukan yaitu menjaga akar yang sedang bertumbuh khususnya dalam diri Oji. Memang tanaman ini sudah sempat menunjukkan buahnya tahun lalu saat Oji meraih medali emas di Kejuaraan Renang Tingkat Usia se-Asia Tenggara untuk nomor 50 meter gaya punggung. Dan di tahun ini memang ada rangkaian perjalanan yang membuat Oji tidak dapat memenuhi beberapa agenda renang yang perlu diikuti. Dan kami pun menyadari bahwa ada fondasi yang perlu dikuatkan Oji di tahun ini, maka ekspektasi atas prestasi memang kami rendahkan.
Ditambah lagi, kami mendapatkan pencerahan dari salah satu pelatih Oji yang baru saja mengikuti pelatihan untuk sertifikasi pelatih tingkat lanjut, bahwa kesabaran dalam menjalani proses renang baik bagi atlet, orangtua maupun pelatih adalah sebuah faktor yang sangat penting. Pencapaian seorang atlet sangat dimungkinkan terlihat stagnan, tidak bertumbuh, bahkan untuk waktu yang sangat lama. Dari pengalaman melihat perkembangan atlet-atlet inilah diperoleh sebuah kesimpulan bahwa apabila seorang atlet renang dapat mempertahankan angka pencapaiannya, itu saja sudah sebuah hal yang baik. Karena artinya, atlet tersebut masih rajin berlatih sehingga performanya masih dapat bertahan. Kapan atlet ini akan muncul peningkatan pencapaiannya, itu yang tidak dapat diduga.
Maka dalam dunia renang, sebagaimana dalam dunia pendidikan anak, ternyata prinsip menjaga akar ini berlaku juga. Menjaga agar anak tetap bersemangat latihan apa pun hasil yang dicapai adalah bagian dari upaya menjaga akar tersebut.
Maka pelatih perlu menemukan metode dan cara komunikasi yang paling sesuai agar atlet tetap mau berlatih dan bertumbuh di bawah bimbingannya. Sedangkan orangtua perlu pandai-pandai menghadirkan suasana yang kondusif dan mendukung bagi anak. Anak sendiri sebagai atlet perlu terus menemukan apa yang menjadi tujuan berlatih renang terus-menerus yang niscaya membutuhkan segenap energi dan tenaganya.
Ya, akhir tahun 2023 ini kami lalui dengan rasa syukur atas pencapaian renang Oji dan Yanthi. Sambil terus berupaya menjaga akar keduanya agar terus berkembang dan menjadi manusia terbaik versi dirinya yang terus mau bertumbuh, belajar dan pada saatnya dapat menjadi manfaat bagi sesama.
Cipinang Muara, 15 Desember 2023
0 comments:
Post a Comment