Apa yang paling menantang di dalam kehidupan ini? Menurut saya, per hari ini, per pagi ini, salah satunya adalah mengelola ekspektasi atau harapan yang sudah dibayangkan dan ternyata saat terjadi tidak sesuai harapan.
Tidak sesuai harapan ini bisa dipandang dari dua sisi: bisa jadi betul-betul tidak sesuai harapan atau malahan terjadi di atas yang diharapkan.
Itulah yang terjadi dalam perjalanan mengikuti lomba renang Walikota Cup IX 2022 yang diadakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta dari tanggal 7-9 Oktober 2022 ini.
Sebuah event yang sudah diagendakan untuk diikuti jauh minggu sebelumnya dan bersyukur kami dipantaskan untuk mendapatkan kelancaran sehingga saya dan Oji (13 tahun) bisa menjadi bagian dari rombongan klub Bina Taruna mengikuti lomba di sana.
Dari rombongan klub berangkat 8 atlit, 2 orangtua dan 1 pelatih.
Ekspektasi dalam perjalanan menurut saya cukup tercapai. Saya melihat Oji banyak mendapat pelajaran dari perjalanan kali ini: naik kereta ekonomi, menikmati makanan apa saja yang tersedia di perjalanan, mengikuti lomba di luar zona kandangnya di DKI, dan tentu saja terbiasa menghadapi aneka kejutan di perjalanan seperti perubahan cuaca, agenda, bertemu orang baru, dan sebagainya.
Semoga perjalanan ini bisa menumbuhkan empati Oji di dalam menjalani kehidupan ini 😊🙏
Dalam hal pencapaian di lomba renang, tentu sebagai orangtua yang sudah mengalokasikan sumber daya, saya memiliki ekspektasi atau harapan akan apa yang bisa dicapai Oji dalam lomba kali ini.
Sebelum masuk ke ekspektasi, siapapun yang bertanya kepada saya apakah anaknya menang di sebuah lomba, bila waktunya memungkinkan, saya akan menjawab bahwa berdasarkan pengalaman saya menemani Oji dan Yanthi mengikuti lomba renang, ada tiga jenis kemenangan yang bisa dicapai di dalamnya:
Kemenangan karena telah dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik. Karena ada saja atlit yang tidak dapat menyelesaikan perlombaan (sakit, menyerah di tengah kolam, atau tidak mau turun bertanding apa pun alasannya padahal sudah di pinggir kolam). Maka kemenangan pertama ini adalah sebuah kemenangan mendasar yang amat sangat perlu diapresiasi oleh para orangtua.
Kemenangan karena dapat mengalahkan waktu pribadi atau biasa disebut sebagai best time. Renang adalah olahraga personal, mandiri. Artinya sebesar-besarnya badan lawan di sebelahnya, tetap saja saat masuk air yang dikalahkan adalah diri sendiri. Dan setiap lomba renang menjadi sebuah ajang evaluasi untuk melihat hasil latihan dalam satu periode dan apa yang perlu diperbaiki agar terjadi peningkatan prestasi pribadi ke depannya.
Kemenangan mendapat medali atau piala. Nah, bagi saya pribadi, ini adalah kemenangan yang paling bonus di antara semuanya. Saya selalu menyampaikan kepada Oji dan Yanthi bahwa kemenangan mereka kalau dapat medali adalah sebuah keberuntungan karena yang lebih cepat dari mereka kebetulan sedang tidak ikutan. Dan saat peringkat itu diperoleh, berbahagia dan bersukacitalah, karena naik podium atau mendapatkan sertifikat juara niscaya tidak akan diperoleh jika mereka tidak menyelesaikan kemenangan pertama dan kedua di atas dengan optimal.
Nah, bagaimana cerita Oji di dalam lomba renang kali ini? Oji diturunkan di 5 gaya: 100m dan 200m gaya punggung untuk nomor yang sudah pernah dicatatkan, dan 400m gaya ganti, 50m gaya kupu dan 200m gaya bebas yang belum pernah tercatat waktunya secara resmi di database nasional.
Ekspektasi saya, Oji bisa best time di 100m dan 200m gaya punggung yang menjadi gaya utamanya. Dan itu tidak tercapai. Saat evaluasi, ada beberapa hal yang menurut Oji perlu diperbaiki seperti untuk lebih 'lepas' lagi saat renang dan tidak terintimidasi oleh lawan yang berbadan besar. Karena kabarnya, lawan-lawan berbadan besar itu berefek memberi gelombang dorong yang besar juga saat perlombaan berlangsung.
Dan yang menarik, Oji juga merasa perlu belajar untuk bisa lebih mindful, fokus dan mengembalikan semua itu saat terjadi distraksi seperti tersentuhnya tangan ke garis lomba. Hal-hal seperti inilah yang perlu dialami karena bisa jadi tidak pernah dirasakan selama latihan rutin di klub renangnya.
Maka ekspektasi saya untuk kemenangan kedua tidak tercapai pada kedua gaya utama Oji. Namun untuk hal lainnya, yang terjadi justru di atas ekspektasi. Nomor 400m gaya ganti mendapatkan medali perak dan 50m gaya kupu mendapatkan medali perunggu. Demikian pula 200m gaya bebas mendapat best time dengan urutan ke-5 dari 38 peserta.
Dan kami pun bersyukur karena tambahan bonusnya adalah, walau tidak best time, kedua nomor gaya punggung Oji berhasil mendapatkan dua medali emas untuk menambah portofolio pribadi dan menambah perolehan medali untuk klub Bina Taruna menjadi total 12 medali (7 emas, 3 perak, 2 perunggu).
Dan demikianlah hasil lomba renang Oji di event Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Walikota Cup IX 2022:
1. 100 meter gaya punggung KU3
1.06.22, urutan 1 dari 25 peserta 🥇
2. 200 meter gaya punggung KU3
2.28.33, urutan 1 dari 7 peserta 🥇
3. 200 meter gaya bebas KU3
2.16.22 (2.10.85), urutan 5 dari 38 peserta
4. 50 meter gaya kupu KU3
29.64 (28.86), urutan 3 dari 47 peserta 🥉
5. 400 meter gaya ganti KU3
5.32.69 (5.19.18), urutan 2 dari 9 peserta 🥈
Terus bertumbuh ya Ji O. Semoga Ayah dan Mama selalu diberi kesempatan terbaik untuk menemani perjalanan hidupmu, khususnya dalam meniti keseruan dalam dunia renang ini 😊🙏
Dan terima kasih ya kak @alitoguntur yang telah memberikan kepercayaan kepada Oji untuk bertumbuh lebih baik lagi dengan aneka programnya. Dan tentunya terima kasih kepada segenap coach @binataruna_jakarta untuk bimbingannya kepada Oji sejak 7 tahun yang lalu sampai hari ini.
Dan kepada sahabat-sahabat semua, terima kasih telah berkenan membaca tulisan ini sampai selesai. Semoga bisa bermanfaat 😊🙏
#oji13yo
#homeschooling
#keluarganandito
#renang
#binatarunaswimmingclub
#walikotacupix2022
#yogya
#fikuny
0 comments:
Post a Comment